Lihat ke Halaman Asli

Anjar Febrianti

Mahasiswa Teknik Geologi UNSOED

Cerpen: Hujan Bulan November

Diperbarui: 9 September 2020   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku terpaku pada satu titik di mana terdapat satu anak yang begitu riangnya bermain hujan di luar jendela sana. Tanpa beban dia tertawa dan menari di bawah rintik hujan. Dia tak memikirkan bagaimana jika dia sakit. Lama aku menatapnya, kemudin otakku berputar dan memaksaku mengingat hal yang sangat kubenci. Kemudian aku bergegas menutup kedua mataku dan kembali fokus pada tugas di depanku. Di luar tetap hujan walau hari makin gelap. Aku mengumpat kesal karena hujan menjebakku dalam rumah dan menggagalkan rencanaku.

Aku pergi ke dapur dan membuat secangkir susu hangat kemudian menaiki tangga menuju kamarku. Ku tengguk susu yang berada di tanganku sambil sesekali melirik ke jendela dengan kesal. Gelas telah kosong dan kurebahkan tubuhku di atas kasur. Tak lama kemudian aku terlelap dengan diiringi lagu dari Naff yang berjudul Kenanglah Aku.

Suara telfon membangunkan tidurku yang sebenarnya tidak terlalu nyenyak. Kemudian dengan mata masih tertutup aku mencari ponselku yang entah dimana.

"Pasti lo baru bangun. Ini sudah jam berapa sayang? Ayo cepat berangkat, lo lupa hari ini ada kuliah pagi?!"

"Hmmm" Jawabku dengan malas.

Telfon langsung kututup tanpa mengatakan apapun. Karena aku tau sahabatku, Steve tidak akan berhenti berbicara dan aku sedang malas mendengarkan ocahannya itu.

Oh sial, aku baru sadar aku telah melakukan kesalahan besar kemarin. Aku ketiduran dan melupakan ulang tahun sahabatku. Ada 37 panggilan tak terjawab dan semuanya dari Steve. Bego banget aku sampai bisa ketiduran segala. Dengan secepat kilat aku pun bergegas menuju kamar mandi dan berangkat ke kampus.

Sesampainya di kampus, Steve telah menghadangku di depan pintu berniat menerkamku.

"Senja sayang, darimana aja lo? Kenapa kemarin tidak datang ke pesta ulang tahun gue?" ucap Steve dengan nada jengkel.

"Maaf, hehe. Kan tau sendiri kemarin hujan. Terus gue ke kamar dan ketiduran deh. Tapi sebagai gantinya gue bakal traktir lo makan nuruti semua permintaan lo hari ini full. Jadi jangan marah ya."

"Enak aja. gue udah nungguin lama dan lo gampang banget minta maaf. Lo tau kan kemarin itu hari spesial sahabat lo, hari dimana gue dilahirin, dan itu cuma setahun sekali. Dan..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline