Kata Fluktuasi menjelaskan tentang sebuah perubahan terhadap nilai yang mengalami kenaikan atau penurunan secara tidak menentu. Dimana dalam ekonomi fluktuasi berkaitan dengan perubahan harga pada barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu. Fluktuasi ini terjadi di berbagai sektor salah satunya sektor komoditas yang di dalamnya terkait dengan harga minyak, batubara, emas dan lainnya.
Dalam beberapa bulan terakhir harga minyak global ini terus mengalami fluktuasi secara bertahap, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti dari segi penawaran berupa kebijakan OPEC yakni negara-negara penghasil minyak/produsennya yang menentukan pasokan dan dari segi permintaan berupa harga minyak tertekan akibat dari peningkatan pada aktivitas ekonomi di negara maju, adapun faktor lainnya yakni faktor ketegangan pada geopolitik Rusia-Ukraina dimana negara Rusia mendapat sanksi tegas sehingga mengakibatkan ekspor minyaknya dibatasi dan harga menjadi naik akibat kurangnya pasokan. Akibat dari fluktuasi harga minyak mentah secara global ini dapat mengakibatkan tantangan serta peluang bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berikut merupakan fluktuasi harga minyak global tahun 2024.
Harga Minyak Global 2024
Menurut data world bank sekitar bulan Januari hingga bulan April tahun 2024 harga pada minyak mentah brent dan minyak west Texas intermediate (WTI) terus mengalami kenaikan secara signifikan, di bulan April sendiri harga minyak brent sebesar US$90,05 sedangkan minyak WTI sebesar US$84,59. Kemudian di bulan Mei harga minyak sempat mengalami penurunan minyak brent sebesar US$82 dan minyak WTI sebesar US$78,81 dan disusul kenaikan sebesar 0,7% untuk harga minyak brent sebesar US$82,56 sedangkan pada minyak WTI naik 0,1% sebesar US$78,89.
Berdasarkan data tersebut, indonesia sebagai negara net importir sendiri dalam hal ini terdapat tantangan serta peluang yang diperoleh bagi perekonomian dari peristiwa fluktuasi ini yakni, pertama dari sisi tantangan, berikut merupakan tantangan fluktuasi harga minyak mentah bagi perekonomian Indonesia:
Penyebab inflasi. Peningkatan pada harga minyak mentah secara tidak langsung akan berdampak pada harga bahan bakar minyak (BBM) ini sendiri, sehingga kenaikan ini akan menimbulkan inflasi dikarenakan BBM termasuk bagian penting dari biaya produksi dan transportasi, inflasi yang terus naik nantinya akan membuat kemampuan beli masyarakat menjadi turun dan berimbas pada pertumbuhan ekonomi yang menjadi terhambat.
Penyebab timbulnya defisit terhadap neraca pembayaran. Suatu kondisi dimana nilai ekspor lebih kecil dibanding impor, karena disini indonesia merupakan negara importir minyak, jadi tentu uang yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan melakukan ekspor, jika defisit terlalu tinggi dapat menjadi akibat nilai tukar Rupiah tertekan dan menyebabkan peningkatan risiko krisis ekonomi.
Mengakibatkan gangguan di sektor industri. Kenaikan harga minyak akan berdampak langsung pada industri yang bahan pokoknya berupa BBM seperti industri transportasi dan manufaktur, karena apabila terjadi peningkatan biaya produksi otomatis laba yang diperoleh akan turun dan daya saing juga ikut turun, pertumbuhan industri melambat serta bisa juga terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan.
Terjadi tekanan pada fiskal. Akibat dari kenaikan harga minyak menyebabkan adanya peningkatan subsidi BBM dari pemerintah, sehingga dana yang semula digunakan untuk pembangunan nasional yang lebih penting lainnya menjadi teralihkan ke subsidi BBM.
Terjadi ketidakpastian ekonomi, fluktuasi harga minyak ini mengakibatkan ketidakpastian sehingga membuat para investor ragu untuk melakukan investasi di negara indonesia dan akhirnya pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat dan iklim investasi menjadi buruk.