Klaten - Desa Blimbing merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah. Desa Blimbing menjadi salah satu desa terpadat di Kecamatan Karangnongko karena terdapat 11 RW dan 29 RT sehingga banyak sekali limbah domestik di setiap rumahnya termasuk limbah sayur. Sayuran yang didapat sebagian besar merupakan sayuran hasil kebun di ladang maupun di kebun rumah masing-masing.
Macam-macam sayuran yang ditanam oleh warga Desa Blimbing seperti cabai, terong, kangkung, bayam, tomat, dan sebagainya. Olahan sayur-sayuran yang ditanam menjadi menu makanan sehari-hari. Kemudian, sisa makanan dan limbah rumah tangga dapat diolah menjadi pupuk kompos, baik pupuk kompos organik cair maupun padat.
Pada Selasa, 30 Agustus 2022, mahasiswa UNNES GIAT 2 Desa Blimbing mengadakan pelatihan pembuatan pupuk kompos organik padat dan cair dari limbah sayuran hasil sampah rumah tangga. Kami mengajak ibu-ibu RT 02 RW 11 Desa Blimbing untuk mengikuti pelatihan tersebut dan disambut dengan antusias.
Langkah pertama, siapkan alat dan bahan yang diperlukan, seperti sarung tangan lateks, tanah yang sudah dicampur sekam, ember cat yang besar dan sudah dilubangi, limbah sayuran, EM4, dan air gula. Alat dan bahan yang dipakai untuk pembuatan pupuk kompos sangat ramah di kantong. Untuk EM4, satu tutup botolnya dapat dipakai untuk banyak pupuk kompos.
Tanah yang telah bercampur sekam ditimpa limbah sayur dengan perbandingan 1:2, kemudian di atas limbah sayur dimasukkan sedikit tanah untuk menghasilkan pupuk yang bagus. Untuk mempercepat proses pemupukan diperlukan EM4 yang telah dicampurkan dengan air biasa dan air gula. EM4 dan air gula inilah yang berperan penting pada proses pemupukan karena pupuk biasa dapat memakan waktu 3 bulan, sementara menggunakan EM4 dan air gula hanya cukup sebulan saja.
Dari pelatihan pembuatan pupuk kompos ini dapat dihasilkan dua jenis pupuk yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat dan cair dapat dicampurkan pada tanaman-tanaman yang dirawat, misalnya bunga, sayuran, pohon, dan lainnya.
Dibandingkan dengan campuran kotoran hewan lainnya, campuran tanah dan kotoran sapi lebih baik digunakan dalam pembuatan pupuk kompos dari limbah sayur karena kotoran sapi mengandung sedikit nitrogen sehingga mudah untuk diproses menjadi pupuk kompos.
Manfaat daripada pupuk kompos organik sendiri memberi nutrisi pada tanaman, meningkatkan kapasitas tukar kation, mampu meningkatkan pH tanah pada tanah asam, dan meningkatkan unsur mikro. Pelatihan pembuatan pupuk kompos yang dilegar oleh teman-teman mahasiswa UNNES GIAT 2 sangat mendapat respon baik dari warga dilihat dari para ibu-ibu yang sangat antusias untuk ikut mencoba pembuatan pupuk kompos dari limbah sayuran tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI