Lihat ke Halaman Asli

Anjali Sabna

Studi Agama Agama UIN Imam Bonjol Padang

Mastaney: Sebuah Eksplorasi Spiritualitas Sikh

Diperbarui: 28 Desember 2023   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

imdb.com

Cover film Mastaney yang gagah menampilkan lima pendekar bersorban dengan senjata lengkap, telah menarik perhatian saya untuk menonton dan mengulas film ini. Mastaney menceritakan peristiwa yang terjadi pada tahun 1739, tepatnya para pejuang Sikh mulai bangkit dan mendapatkan kekuatan untuk melakukan perlawanan pada penindasan dan memerangi segala bentuk penganiayaan terhadap perempuan. Film ini juga menggambarkan dengan detail bagaimana para Sikh bertahan hidup di hutan belantara saat melakukan pemberontakan terhadap Kerajaan Mughal. Detail-detail seperti bagaimana mereka memejamkan mata di atas punggung kuda untuk menghilangkan rasa letih dan lapar, memakan gram hitam (yang mereka sebut almond), cara mereka memegang pedang dan memerangi para penindas, hingga keberpihakan mereka terhadap siapapun, semua ditampilkan dengan jelas.

Konflik mulai terjadi ketika didapati pembantaian oleh pejuang Sikh terhadap pasukan Nader Shah kemudian membawa lari hasil rampasan milik pasukan Nader Shah dan menyelamatkan perempuan-perempuan yang di tawan oleh pasukan tersebut. Lantas, hal ini mengundang amarah Nader Shah sehingga menuduh raja Lahore, Zakariya Khan menjadi dalang di balik peristiwa tersebut. Setelah mencari kebenaran dengan menemui Zakariya Khan di kerajaan Lahore. Disaat itu pula, utusan Zakariya berupaya menemukan sosok yang mampu memainkan peran layaknya pejuang Sikh untuk menenangkan Nader Shah yang telah kehilangan pasukannya tersebut.

Peran itu dihantarkan pada lima rakyatnya yang berasal dari kelas sosial bawah diantarnya; Bashir, Feena, Zulfi, Zahoor, dan Qalender yang memiliki keunikannya sendiri. Hadirnya sosok Qalender yang sejak kecil telah memiliki ikatan balas budi terhadap pejuang Sikh menjadi sangat kompleks lagi, sebab dia pernah diselamatkan oleh pejuang Sikh ketika sedang melakukan perjalanan. Qalender berusaha mengambarkan pada keempat sahabatnya tentang pejuang Sikh yang sebenarnya dan berusaha mengimplementasikan nilai-nilai yang diyakini oleh Sikh.

Sampai pada adegan yang jujur membuat saya sedikit merinding saat menyaksikannya, yakni pada adegan pertempuran sengaja yang dipersembahkan untuk Nader Shah. Sepanjang adegan sebelum adanya pertempuran, tidak saya dapati kelima peran pejuang Sikh melakukan latihan memegang pedang ataupun cara berperang. Mereka pun sama sekali tidak berasal dari latar belakang yang memiliki kemampuan dalam berperang. Disaat inilah kekuatan spiritual menjadi tombak bangkitnya semangat juang hingga memunculkan keberanian yang berlipat ganda pada masing-masing pejuang Sikh dalam medan pertempuran. Ardas yang diyakini pejuang Sikh sebagai sebuah sumber kekuatan didapati ketika pemimpin saat di dalam medan perang yakni Qalender menuturkan;

Tuhan Maha Kuasa, Tuhan Maha Pemurah, Tuhan Maha Esa. Semua Kemenangan adalah milikNya. Semoga Sri Bhagauti Ji membantu kita! Syair Sri Bhagauti Ji, Guru Sepuluh. Pada mulanya aku mengingat Bhagauti, Tuhan dan kemudia aky teringat Guru Nanak. Lalu aku ingat guru Angad, guru Amar Das dan guru Ram Das, semoga bermanfaat bagiku. Lalu aku ingat guru Arjan, guru Hargobind dan guru Har Rai. Aku ingat guru Sri Har Kishan, yang melalui penglihatannya semua penderitaan lenyap. Lalu aku teringat guru Tegh Bahadur, meskipun yang Mulia Sembilan hart aitu dating berlari kerumahku. Guru Sepuluh, guru Gobind Singh, Pemimpin Khalsa, Ayah Kemenangan, aku mencari dukungan Ilahimu.

Sungguh benar-benar keajaiban, Ardas yang dituturkan dengan lantang oleh Qalender masuk menyusuri keempat jiwa pejuang Sikh, sehingga benar mengubah kepura-puraan menjadi nyata. Keahlian dalam berperang dan keberanian yang ditampilkan oleh kelima pejuang Sikh tersebut berhasil menumbangkan segala pasukan milik Zakariya Khan hingga membuat takut Nader Shah dan mengatakan bahwa negeri ini akan ditaklukan oleh Sikh.

Secara keseluruhan, film Mastaney telah berhasil menampilkan kisah perjuangan dengan akting serta adegan aksi yang mampu membawakan penonton merasakan kepedihan dalam peperangan tersebut. Selain itu, keakuratan tentang sejarah Sikh dan nilai-nilai budaya juga berhasil ditampilkan dengan baik dalam film ini. Film yang sangat menarik dan inspiratif, film ini juga memperlihatkan bagaimana keberhasilan, kekuatan, keberanian yang didapatkan tidak terlepas dari kekuatan spiritual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline