Nyamuk adalah salah satu jenis serangga yang sangat menganggu manusia dan bisa menjadi perantara berbagai jenis penyakit. Berbagai jenis virus dan parasit penyebab penyakit dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitannya. Makanan utama nyamuk sebenarnya sari bunga bukan darah manusia. Lantas kenapa nyamuk menghisap darah manusia?
Nyamuk memiliki proses daur hidup yang sempurna terbagi kedalam 4 tahap yaitu telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa. Setelah nyamuk jantan mengawini betina, mereka akan segera mencari darah untuk menutrisi telur-telurnya.
Saat musim hujan seperti ini curah hujan akan tinggi dan membuat lingkungan menjadi lembab. Dalam keadaan lembab inilah yang akan memicu perkembang biakan nyamuk dengan cepat di musim penghujan. Hal ini dikarenakan tempat berkembang biak dan pertumbuhan larva nyamuk, yaitu genangan air, lebih banyak tersedia di musim hujan.
Untungnya, serangga kecil ini bisa dibasmi dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan obat nyamuk bakar. Namun, ada bahaya di balik obat nyamuk bakar yang perlu diwaspadai.
Penggunaan obat nyamuk bakar memang terbukti efektif dalam mengusir nyamuk. Namun, debu dan asap yang dihasilkan dari obat nyamuk bakar bisa membahayakan kesehatan. Zat berbahaya, seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, hingga formaldehida, akan dilepaskan di udara saat obat nyamuk bakar dinyalakan.
Zat-zat pada obat nyamuk bakar ini telah dibahas dan dibuktikan membahayakan kesehatan pada beberapa penelitian. Sebagian orang bisa sensitif terhadap beberapa zat yang terkandung pada obat nyamuk bakar. Kondisi ini dapat memunculkan keluhan, seperti pusing, sakit kepala, mual, sesak napas, mata perih atau iritasi mata, dan juga sesak napas, saat orang tersebut terpapar asap obat nyamuk bakar.
Penggunaan obat nyamuk bakar memang bisa menjadi solusi yang mudah dan murah untuk membasmi serta mengusir nyamuk. Namun, jangan abaikan dampak buruknya. Anda lebih disarankan memanfatkan bahan alami seperti minyak kayu manis, thyme, ataupun sereh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H