Lihat ke Halaman Asli

Alnara's Lion

Diperbarui: 24 Februari 2021   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nara?" panggil Citra dengan lembut sambil memandang iba ke wajah adiknya.


Alnara sedang terduduk lemas di tepian kasur sambil memandangi sebuah foto. Air matanya sudah tak dapat ter bendung lagi perlahan air bening itu mengalir satu per satu menelusuri pipi mulusnya berakhir di dagunya dan jatuh di gaun putihnya. Citra terenyuh ia kembali memeluk tubuh lemas adiknya yang sudah seminggu ini tak hentinya menangis.


Foto yang dipandanginya adalah foto seorang wanita paruh baya yang disampingnya terdapat seorang gadis yang cantik dan ceria. Didalam foto itu Alnara tersenyum lebar memeluk ibunya.


Alnara terisak keras dan menangis kencang dalam pelukan Citra. Citra membelai belai punggung Alnara sambil menahan air mata yang sudah menggunung dipelupuk mata sampai Citra tak kuasa menahan tangisnya juga. Akhirnya mereka menangis berdua sesegukan membuat suasana atmosfer kamar itu semakin suram. Dalam peluk mereka berdua tersalurkan emosi untuk saling menguatkan satu sama lain.


Kini Ibunya telah tiada orang yang paling mendukungnya, orang yang selalu ada untuknya, menemaninya, dan melindunginya. Kehilangan sosok ibu menjadi hal yang sangat berat untuk keluarganya apalagi untuk Alnara. Saat Ibunya pergi untuk selama-lamanya, ada lubang yang menganga dalam hatinya yang sudah kusut. Dunia terasa runtuh dan penuh keputusasaan.


"Kak, Ibu janji mau temenin aku kelulusan nanti tapi... ibu malah... ibu pergi... " lirih Alnara sambil terisak.


Kalimat itu terlalu menyakitkan untuk diucapkan. Alnara adalah anak bungsu yang tidak pernah lepas dari ibunya berbeda dengan kakaknya Citra yang tinggal dengan Ayah dan Neneknya di Jakarta sejak kecil ditambah sekarang ia sudah bersuami dan ikut suaminya ke Bandung. Alnara tinggal di Bali dengan Ibunya berdua. Setelah meninggalnya Odah, Ia dan Ibunya menjaga rumah warisan Odah karena ada sesuatu yang terjadi pada Alnara yang menyebabkan ia harus pindah dari Jakarta.

-Flashback on-


Sore itu, Alnara pulang ke rumah sakit dengan senyum lebar di bibirnya setelah ia selesai menyelesaikan lomba melukis di pusat kota dan meraih juara 1 disana. Ini adalah perlombaan tingkat provinsi terakhir yang ia ikuti sebelum masuk SMA. Ia telah berjanji pada ibunya untuk masuk SMA umum setelah menyelesaikan SMP homeschooling. Dengan penuh percaya diri ia masuk ruang inap Ibunya ditemani Om Wayan.


Saat ia masuk, kasur tempat ibunya berbaring disana sudah kosong tidak ada siapa siapa. Kasur itu sudah dibersihkan dengan rapi oleh perawat. Alnara bertanya tanya dimana Ibunya, apa ibunya sudah boleh pulang?


"Om, Ibu dimana?" Tanya nya dengan polos.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline