Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Bentrokan di Perbatasan Pakistan dengan Afghanistan Terus Berlanjut

Diperbarui: 6 Oktober 2024   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peta Afghanistan dan Pakistan. | Sumber: en.webangah.ir

Oleh Veeramalla Anjaiah

Perdamaian yang rapuh di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan sekali lagi hancur akibat bentrokan hebat meletus antara pasukan keamanan kedua negara. Pecahnya kekerasan terbaru berpusat di sekitar Provinsi Khost di Afghanistan Tenggara dan distrik Kurram di Pakistan telah memicu kembali ketegangan yang sudah berlangsung lama dan mengungkap ketidakpercayaan yang sudah mengakar yang terus mengganggu hubungan antara kedua negara tetangga, lapor kantor berita Khaama.

Pertempuran yang dimulai pada tanggal 4 September dan sejak itu telah menimbulkan banyak gejolak, dilaporkan dipicu oleh upaya Afghanistan untuk membangun pos keamanan di tempat yang diklaim Pakistan sebagai wilayah yang disengketakan. Tindakan yang tampaknya rutin ini dengan cepat berubah menjadi serangkaian baku tembak, dengan kedua belah pihak menggunakan persenjataan berat dan menimbulkan korban. Eskalasi ini menyoroti ketidakstabilan wilayah tersebut dan sifat hubungan yang sangat sensitif antara Afghanistan dan Pakistan.

Menurut surat kabar Dawn, bentrokan antara pasukan keamanan Pakistan dan Taliban Afghanistan di perbatasan dekat distrik Kurram mengakibatkan tewasnya delapan tentara Afghanistan, termasuk dua komandan "utama", dan luka-luka pada sedikitnya 16 orang.

Beberapa sumber mengatakan pihak Afghanistan menyerang pos pemeriksaan Pakistan dengan senjata berat di daerah Palosin di perbatasan Pakistan-Afghanistan baru-baru ini.

"Kami mendapat laporan tentang kerugian besar di pihak [Afghanistan] lainnya. Sejauh ini, delapan Taliban Afganistan telah tewas dan 16 lainnya mengalami luka-luka akibat tembakan balasan oleh pasukan Pakistan," kata berbagai sumber, seraya menambahkan dua komandan "utama", Khalil dan Jan Muhammad, yang juga tewas.

Menurut kantor berita Khaama, inti dari konflik ini terletak pada Garis Durand yang disengketakan, perbatasan era kolonial yang dibuat oleh Inggris pada tahun 1893 yang telah lama menjadi sumber ketegangan.

Upaya sepihak Pakistan untuk memagari perbatasan ini hanya memperburuk ketegangan, menyentuh hati masyarakat Pashtun yang tinggal di kedua sisi garis dan menuai kecaman dari para pemimpin Taliban yang menolak untuk mengakui legitimasinya.

Pakistan juga mengklaim bahwa kedua negara sepakat untuk tidak membangun pos terdepan baru di Garis Durand. Namun, kehadiran militernya yang besar di daerah tersebut dan keputusan untuk mulai memagari perbatasan pada tahun 2017 tidak banyak membantu meredakan ketegangan. Dalam sebuah artikel yang diunggah oleh kantor berita Al Jazeera, Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, menekankan pentingnya menjaga kedaulatan Pakistan, meski memerlukan serangan lintas batas ke Afghanistan. "Ini juga merupakan pelanggaran norma internasional ketika tanah Afghanistan digunakan untuk mengekspor terorisme, dengan mereka yang bertanggung jawab menerima perlindungan dan tempat berlindung yang aman dari orang-orang di sini," lapor Al Jazeera mengutip pernyataan Asif.

Tanggapan Pakistan terhadap situasi ini biasanya sangat keras. Ada laporan tentang Angkatan Udara Pakistan yang melakukan beberapa penerbangan di wilayah tersebut, yang jelas merupakan sebuah unjuk kekuatan yang berisiko semakin mengobarkan ketegangan. Sikap agresif ini merupakan lambang pendekatan Pakistan yang lebih luas terhadap masalah perbatasan, yang sering kali memprioritaskan kekuatan militer daripada solusi diplomatik. Narasi lembaga Pakistan berkisar pada klaim peningkatan serangan lintas perbatasan, khususnya dari kelompok-kelompok seperti Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP). Islamabad telah berulang kali menuduh Afghanistan melindungi para militan ini dan memfasilitasi operasi mereka melawan Pakistan. Namun, tuduhan ini tidak berdasar jika dibandingkan dengan sejarah Pakistan sendiri dalam mendukung dan membina kelompok-kelompok ekstremis sebagai alat kebijakan luar negeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline