Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Latihan Militer China Mengancam Perdamaian Regional dan Risiko Bagi Warga Indonesia yang Tinggal di Taiwan

Diperbarui: 29 Mei 2024   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peta latihan militer China di Selat Taiwan. | Sumber: CNN

Oleh Veeramalla Anjaiah

Taiwan mengecam keras latihan militer gabungan China di sekitar Taiwan minggu lalu karena latihan tersebut merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan wilayah tersebut. Taiwan juga mengimbau masyarakat Indonesia untuk meminta China agar menghentikan peningkatan ketegangan regional.

Selama latihan tersebut, yang dimulai pada tanggal 23 Mei dan berakhir pada tanggal 24 Mei, jet tempur China yang dilengkapi dengan amunisi aktif bergegas menuju sasaran dan pesawat pengebom membentuk formasi untuk digabungkan dengan kapal perang guna mensimulasikan serangan terhadap sasaran penting. China menyebut latihan tersebut sebagai "Pedang Bersama 2024-A". Ini tampak seperti latihan bagaimana China akan mengambil alih Taiwan.

Menurut surat kabar The Japan Times, latihan tersebut berfokus pada patroli kesiapan tempur laut dan udara gabungan, penguasaan bersama atas kendali medan perang yang komprehensif dan serangan presisi gabungan terhadap sasaran-sasaran utama.

Lusinan jet tempur yang membawa rudal aktif kemudian melakukan serangan tiruan terhadap sasaran militer bernilai tinggi dengan berkoordinasi dengan kapal perang.

Kapal penjaga pantai Taiwan bersama dengan unit rudal berbasis udara dan darat disiagakan, khususnya di sekitar rangkaian pulau Kinmen dan Matsu yang dikuasai Taiwan di lepas pantai China.

Menurut BBC, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mencatat pada 23 Mei, 49 pesawat China, 19 kapal angkatan laut dan tujuh kapal penjaga pantai berada di dekat perairan teritorial Taiwan.

"Provokasi dan tindakan tidak rasional ini merusak perdamaian dan stabilitas regional, serta tidak membantu perdamaian dan stabilitas kawasan Indo Pasifik. Pemerintah Taiwan menyoroti sifat hegemonik Tiongkok, dan mengecam keras tindakan tersebut. Menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan telah menjadi konsensus komunitas internasional," kata Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia dalam siaran persnya pada 26 Mei.

Presiden baru Taiwan, Lai Ching-te, yang berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP) Taiwan, mengatakan pada tanggal 26 Mei bahwa ia masih siap untuk bekerja sama dengan China, meskipun ada latihan militer minggu lalu di sekitar Taiwan yang mempunyai pemerintahan sendiri.

Lai mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin Taiwan dan China "bersama-sama memikul tanggung jawab penting atas stabilitas regional".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline