Oleh Veeramalla Anjaiah
Hari ini, seluruh rakyat Vietnam dan kawan-kawannya dari seluruh dunia, termasuk di Indonesia, merayakan ulang tahun ke-133 pemimpin besar Vietnam, Paman Ho Chi Minh dengan gembira.
Ho adalah pemimpin luar biasa Republik Demokratik Vietnam (DRV), pemimpin terkemuka gerakan pembebasan nasional, seorang komunis teladan dan teman dekat orang-orang yang memperjuangkan perdamaian, kemerdekaan, demokrasi dan kemajuan sosial di seluruh dunia.
Ho lahir pada tanggal 19 Mei 1890 di Lang Chua di provinsi Nighe An di Vietnam. Ia adalah Presiden Vietnam pertama dari tahun 1945 hingga 1969 dan juga Perdana Menteri Vietnam dari tahun 1945 hingga 1955.
Ho mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam pada 2 September 1945 di depan kerumunan besar di alun-alun Ba Dinh di Hanoi. Dalam pidatonya, Ho menggunakan kata-kata yang mirip dengan Deklarasi Kemerdekaan AS: "Semua manusia dilahirkan sama: Sang Pencipta telah memberi kita hak, kebebasan dan kebahagiaan yang tidak dapat diganggu gugat [...]!"
Ho adalah anggota pendiri Partai Komunis Prancis pada tahun 1930, Partai Komunis Indochina pada tahun 1930 dan Viet-Minh pada tahun 1941. Ia adalah pemimpin yang menginspirasi banyak negara tertindas di Asia, Afrika dan Amerika Latin.
Meskipun ia adalah seorang komunis sejati, Ho adalah salah satu dari sedikit tokoh internasional yang relatif dianggap di Barat. Majalah Time memasukkannya ke dalam daftar "100 Orang Paling Penting Abad Kedua Puluh [Time 100]" pada tahun 1998.
Di tahun 1987, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah meminta negara-negara anggota untuk bergabung dalam peringatan seratus tahun kelahiran Presiden Ho. Ia ingin mengakui "kontribusi penting dan banyak sisi dari Presiden Ho Chi Minh untuk bidang budaya, pendidikan dan seni". Ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk pembebasan nasional rakyat Vietnam, berkontribusi pada perjuangan bersama rakyat untuk perdamaian, kemerdekaan nasional, demokrasi dan kemajuan sosial.
Menurut Philip Fernandez, anggota Asosiasi Persahabatan Kanada-Vietnam (CVFA), kebijakan luar negeri Presiden Ho didasarkan pada prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, serta pengakuan kemerdekaan, kedaulatan dan penentuan nasib sendiri negara dan bangsa.
"Kebijakan luar negeri yang fleksibel dan dapat disesuaikan didasarkan pada prinsip perdamaian dunia dan kemajuan sosial," ujar Fernandez kepada Vietnam News Agency di sela-sela webinar bertema "Ho Chi Minh dan kebijakan luar negeri" pada tanggal 12 Mei di Ottawa, Kanada.