Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Kehadiran Militer China di Kamboja Menimbulkan Risiko Keamanan Lebih Besar bagi ASEAN

Diperbarui: 14 September 2022   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan pangkalan angkatan laut Kamboja di Ream, Kamboja, 25 April 2022. (PLANET LABS PBC via AP PHOTO via KOMPAS.com)

Kamboja, Ketua ASEAN saat ini, berada di bawah sorotan media baru-baru ini karena rencananya untuk meningkatkan Pangkalan Angkatan Laut Ream di pantai Teluk Thailand.

Pangkalan tersebut, yang memiliki luas 190 hektar, terletak di provinsi Sihanoukville.

"Kami perlu meningkatkan pangkalan kami untuk melindungi negara, wilayah dan kedaulatan kami," kata Menteri Pertahanan Kamboja Tea Banh kepada kantor berita pemerintah Kamboja Agence Kampuchea Presse (AKP) baru-baru ini.

Menurut Banh, proyek tersebut merupakan "modernisasi" yang mencakup pekerjaan konstruksi dan renovasi pada dok kering, dermaga serta tempat peluncuran kapal.

Laporan media mengatakan bahwa peningkatan tersebut mencakup pusat komando baru, ruang pertemuan dan makan, serta pos-pos medis. Sebuah dok kering, tempat peluncuran kapal dan dua dermaga baru juga akan dibangun. Ada laporan bahwa pengerukan akan dilakukan untuk memungkinkan kapal yang lebih besar berlabuh tetapi masih belum jelas seberapa dalam akan dibangunnya.

Masalah sebenarnya dari peningkatan tersebut adalah China, yang akan memainkan peran utama dalam mendanai dan membangun fasilitas tersebut dan akan membangun pangkalan angkatan laut serta menempatkan pasukannya. Sebagai imbalannya, China bisa mendapatkan area eksklusif 0,3 kilometer persegi di bagian utara Pangkalan Angkatan Laut Ream.

Mengingat ukuran pangkalan yang kecil, fasilitasnya akan "sederhana", kata Prof. Carl Thayer, pakar keamanan Asia Tenggara di Universitas New South Wales di Australia.

Mengingat kepekaan geopolitik Ream, Banh mengatakan pada Dialog Shangri-La tahun ini bahwa China tidak akan memiliki akses eksklusif dan hanya membantu dalam pembangunan kembali pangkalan tersebut. Banh mengatakan bahwa pangkalannya sedang "dimodernisasi dan ditingkatkan sesuai dengan persyaratan Kamboja".

Upacara peletakan batu pertama di Pangkalan Angkatan Laut Kamboja di Ream, Kamboja. | Sumber: www.dw.com

Upacara peletakan batu pertama dipimpin oleh Banh pada tanggal 8 Juni di Ream dan Duta Besar China untuk Kamboja Wang Wentian hadir pada upacara tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline