Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Masyarakat Hong Kong Memperingati Protes 12 Juni, Mengesampingkan Ancaman dan Kurangnya Kebebasan

Diperbarui: 11 Juni 2022   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Veeramalla Anjaiah

Ribuan orang melakukan protes di Hong Kong pada tanggal 12 Juni 2019. | Sumber: SkyNews

Lebih dari 7,6 juta orang Hong Kong memperingati setiap tanggal 12 Juni sebagai hari penting dalam delapan tahun perjuangan mereka untuk kebebasan dan demokrasi di Hong Kong.

Polisi Hong Kong melarang semua jenis peringatan di tempat umum. Baru-baru ini mereka telah melarang peringatan tragedi Tiananmen awal bulan ini.

Pada 12 Juni 2019, 40.000 pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung Markas Besar Pemerintah untuk memprotes pengenalan RUU Amandemen Pelanggar Buronan atau RUU Ekstradisi yang kontroversial.

Di bawah undang-undang ini, pemerintah Hong Kong dapat mengekstradisi buronan kriminal yang dicari di wilayah-wilayah termasuk Taiwan dan China daratan. Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa RUU tersebut akan membuat penduduk dan pengunjung Hong Kong tunduk pada yurisdiksi dan sistem hukum China daratan, merusak otonomi kawasan dan kebebasan sipilnya.

Menggunakan tabung gas air mata, peluru karet dan peluru pundi kacang, polisi membubarkan para pengunjuk rasa yang damai. Itu merupakan tindakan keras yang paling kejam dan serius terhadap pengunjuk rasa dalam sejarah Hong Kong.

Seorang polisi menyemprotkan cairan lada kepada demonstran di Hong Kong pada bulan Juni 2019. | Sumber: Lam Yik Fei---The New York Times/Redux/via Time

Pada saat penyerahan Hong Kong ke China oleh Inggris pada tanggal 1 Juli 1997, banyak jurnalis barat yang memprediksikan kematian Hong Kong. Hong Kong masih ada sebagai Daerah Administratif Khusus China di bawah kebijakan "Satu Negara dan Dua Sistem" tetapi demokrasi, kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia menghilang dari Hong Kong.

Dalam Laporan Tahunan ke-24 terbarunya, Komisi Eropa (EC) menyayangkan sekali situasi di Hong Kong pada tahun 2021.

"Laporan Tahunan ke-24 datang pada saat kebebasan fundamental di Hong Kong semakin memburuk. Kami menyaksikan terus menyusutnya ruang bagi masyarakat sipil dan erosi dari apa yang sebelumnya merupakan lanskap media yang dinamis dan pluralistik," kata Perwakilan Tinggi Komisi Eropa Josep Borrell bulan lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline