Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Anggota Parlemen, Aktivis Hak Menentang Kandidat China untuk Interpol

Diperbarui: 22 November 2021   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hu Binchen | Sumber: Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Amerika Serikat/via SMH

Puluhan anggota parlemen dan aktivis hak asasi manusia dari lebih dari 20 negara baru-baru ini menyatakan keberatan yang kuat terhadap pencalonan pejabat China untuk komite eksekutif Interpol dan meminta semua negara anggota Interpol untuk menentang kandidat China.

China, yang diperintah oleh Partai Komunis China yang kejam, telah menurunkan Hu Binchen, seorang pejabat keamanan publik senior, untuk ikut serta dalam pemilihan minggu depan untuk komite eksekutif 13-anggota Organisasi Polisi Kriminal Internasional, atau Interpol, yang didirikan pada tahun 1923. 

Anehnya, mereka tidak memprotes Hu atas kepribadiannya tetapi memprotes negaranya, China. Mereka takut Beijing, jika Hu terpilih, akan menyalahgunakan kekuasaan dan basis data Interpol. Mereka telah mengajukan rasa keberatan mereka pada pemilihan potensial Hu kepada komite, mencatat dugaan upaya China dalam menggunakan sistem Red Notice untuk menargetkan aktivis Uighur yang diasingkan.

"Dengan memilih Hu Binchen sebagai Komite Eksekutif, Majelis Umum akan [...] menempatkan puluhan ribu pembangkang Hong Kong, Uighur, Tibet, Taiwan dan China yang tinggal di luar negeri pada risiko yang lebih parah," kata 50 anggota parlemen dari 20 negara dalam sebuah surat tertanggal 15 November.

"Membiarkan Interpol untuk digunakan sebagai kendaraan bagi kebijakan represif pemerintah RRC [Republik Rakyat China] sangat merugikan kedudukan internasionalnya."

Surat itu disiapkan oleh Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC), sebuah kelompok anggota parlemen internasional yang mendorong negara-negara mereka untuk mengambil posisi lebih keras terhadap China.

Dengan pandangan serupa, 40 aktivis, termasuk politisi dan aktivis Uighur Dolkun Isa serta aktivis Hong Kong Nathan Law, mengatakan bahwa pemilihan Hu akan memiliki "konsekuensi serius" terhadap aktivis di pengasingan atau yang tinggal di Diaspora.

Hu pernah memainkan perannya sebagai wakil direktur jenderal dari divisi Kerjasama Internasional di Kementerian Keamanana Publik China untuk mengintimidasi aktivis yang tinggal di luar China.

Interpol, sebuah badan antar-pemerintah dengan 194 anggota, akan menyelenggarakan sesi Majelis Umum ke-89 tanggal 23-25 November 2021 di Istanbul, Turki. Selama sesi ini, semua anggota Interpol akan memilih tujuh anggota Komisi 13-anggota untuk Pengendalian File INTERPOL (CCF) dan Presiden serta Wakil Presiden dari Asia.

Menurut situs Interpol, ada dua kursi kosong di CCF dari Asia. Selain Hu, William Koh Siang Yuan dari Singapura dan Praveen Sinha dari India bersaing memperebutkan dua kursi tersebut. Orang-orang terpilih akan menempati posisi mereka pada tanggal 11 Maret 2022 dan masa jabatan mereka akan berakhir pada tahun 2025.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline