Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Tujuh Puluh Empat Tahun Berlalu, Orang Kashmir Masih Mengalami Terorisme Lintas Batas

Diperbarui: 25 Oktober 2021   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pejuang suku Pashtun menunggu kendaraan untuk menyerang Kashmir pada tahun 1947. | Sumber: Margaret Bourke-White/The LIFE Picture Collection/via BBC

Oleh Veeramalla Anjaiah

Tepatnya, 74 tahun yang lalu pada hari ini 22 Oktober 1947, ribuan suku Pashtun dari Pakistan, negara yang baru berdiri, menyerang sebuah wilayah kerajaan (Princely State) berdiri sendiri bernama Jammu dan Kashmir (J&K), yang saat itu bukan bagian dari India.

Suku ini dilatih dan dipersenjatai oleh militer Pakistan, menurut Brigjen Angkatan Darat Pakistan Akbar Khan, yang memainkan peran sentral dalam invasi ini.

Ia mengungkapkan rincian lebih lanjut dalam bukunya di tahun 1975 yang berjudul "Penyerang di Kashmir [Raiders in Kashmir]".

Tujuan utama dari invasi ini, yang juga dikenal sebagai "Operasi Gulmarg" adalah untuk menduduki dan menggulingkan penguasa Hindu Rajah Hari Singh.

Para anggota suku diberitahu bahwa perang tersebut merupakan perang suci untuk membantu atau mendukung sesama Muslim.

Tentara Pakistan sebenarnya merencanakan invasi ini pada tanggal 20 Agustus 1947, tepat enam hari setelah kelahiran Pakistan dengan 20,000 anggota suku Pashtun. Namun rencana tersebut bocor dan ditunda hingga Oktober. Akbar Khan, yang juga merupakan seorang Pashtun, hanya mampu mengumpulkan 6,000 pejuang.

Pada tanggal 22 Oktober 1947, sekitar 2,000 anggota suku menyerang kota Muzaffarabad dan tidak ada perlawanan dari pasukan Hari Singh, yang kalah jumlah dan melarikan diri dari kota. Kemudian mereka pindah ke Baramulla dan Uri. Target terakhir mereka adalah Srinagar.

Orang-orang suku yang buta huruf dan biadab ini melakukan genosida terhadap orang-orang Kashmir. Mereka membunuh warga sipil tak bersenjata dari komunitas Hindu dan Sikh dengan tanpa ampun. Muslim pun tidak terhindar. Mereka menjarah rumah dan memperkosa ribuan wanita Kashmir dan membakar kota-kota.

Itulah sebabnya orang Kashmir menyebut 22 Oktober sebagai "Hari Hitam".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline