Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Wanita Tidak Aman di Pakistan: Seorang Gadis Inggris Dibunuh karena Menolak Lamaran Pernikahan

Diperbarui: 18 Mei 2021   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mayra Zulfiquar | Sumber: mylondon.news

Oleh Veeramalla Anjaiah

Dirinya masih muda, cerdas, menyenangkan dan cantik. Ia lulusan hukum. Namun pada tanggal 3 Mei ia ditemukan tewas di apartemennya di Lahore, Pakistan. Ia dibunuh secara brutal. Ia tidak lain adalah Mayra Zulfiquar, 24, dari Feltham di barat daya London, Inggris.

Apa yang ia lakukan di Lahore? Siapa yang membunuhnya dan mengapa?

Mayra telah melakukan dua kesalahan besar. Kesalahan terbesarnya adalah pergi ke Pakistan, tempat yang mematikan bagi perempuan. Kesalahan keduanya adalah ia menolak lamaran pernikahan dari dua pria yang berbeda.

Dua bulan lalu, Mayra, warga turunan Pakistan yang memiliki kewarganegaraan ganda dari Inggris dan Belgia, pergi ke Pakistan untuk menghadiri pernikahan sepupunya. Setelah acara pernikahan, ia seharusnya kembali ke London. Tetapi Inggris menempatkan Pakistan dalam daftar merah perjalanan COVID-19 Inggris.

Setiap penumpang yang datang dari Pakistan ke London harus dikarantina selama 10 hari dengan biaya sendiri di hotel London. Ia tidak mau mengeluarkan 1,750 (Rp 35 juta) untuk karantina.

Mayra sangat marah atas pembatasan perjalanan pemerintah Inggris. Ia memutuskan untuk tinggal lebih lama di Pakistan untuk menghindari karantina sampai situasi COVID-19 membaik. Ia menyewa sebuah apartemen di daerah mewah di daerah Pertahanan Tahap V di Lahore, kota terbesar kedua di Pakistan.

Mayra Zulfiquar | Sumber: Kompas.com

Menurut Kepolisian Lahore, empat pria masuk ke apartemen Mayra pada tanggal 3 Mei dini hari dan membunuhnya. Ia, menurut laporan post mortem, meninggal akibat dua luka tembak di leher dan lengannya. Selain luka tembak, di tubuh Mayra juga terdapat bekas luka penyiksaan di tangan dan kakinya.

Saat tinggal di Lahore, ia bertemu dengan seorang pria Pakistan bernama Zahir Jadoon, yang juga tinggal di apartemen yang sama, tempat Mayra menginap. Zahir melamar Mayra namun ia menolak lamaran tersebut. Pria itu mengancam akan membunuhnya.

Ada pria Pakistan lainnya bernama Saad Ameer Butt, yang juga melamarnya. Tapi Mayra juga menolak lamaran ini. Saad juga mengancamnya berkali-kali dan mencoba memperkosanya beberapa kali.

Dua minggu sebelum kematiannya, ia mengajukan aduan ke polisi pada tanggal 21 April mengenai Zahir dan Saad dan meminta perlindungan polisi. Polisi yang korup dan tidak kompeten hanya mengabaikan keluhannya. Sudah umum di Pakistan bahwa polisi tidak menanggapi keluhan wanita dengan serius.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline