Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Semakin Banyak Negara Mengecam China Karena Menganiaya Orang Uighur

Diperbarui: 25 Desember 2020   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendukung Uighur sedang demo di kota Brussels, Belgia. | Sumber: http://www.uighur.nl

Oleh Veeramalla Anjaiah

Negara China mungkin luar biasa maju sebagai sebuah kekuatan global dengan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan selama beberapa dekade terakhir, namun banyak negara yang tidak senang dengan langkah-langkah represif China terhadap Xinjiang Uighur (juga dieja sebagai Uyghur) Autonomous Region (XUAR) dan penerapan langkah-langkah keamanan yang ketat di Hong Kong.

Bulan lalu sebanyak 39 negara, termasuk Inggris, Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Kanada dan Australi, mengecam kebijakan brutal Partai Komunis China terhadap etnis Muslim Uighur di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengirimkan pernyataan yang jelas menandakan bahwa mereka kecewa dengan Beijing.

China saat ini melancarkan perang melawan Muslim Uighur dan memproyeksikan sebagian besar dari mereka sebagai teroris dan separatis.

Sesuai laporan media, Komunis China menahan 1.8 juta Muslim Uighur dan mengubah seluruh provinsi Xinjian menjadi kamp militer. Beijing bertujuan untuk menghapus budaya Uighur dengan memberlakukan pembatasan pada kebebasan beragama, bergerak, berserikat dan berekspresi. Jutaan orang ditempatkan di kamp interniran, di mana kerja paksa untuk perusahaan multinasional adalah hal yang biasa.

Menurut banyak orang Uighur buangan yang tinggal di luar China, orang Uighur tidak diizinkan menjalankan agama mereka. Itu merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia.

Xinjiang telah menjadi negara polisi dengan kamera pengintai dan pos pemeriksaan polisi di mana-mana. Ada juga laporan tentang sterilisasi paksa, pernikahan campuran dan penyebaran besar-besaran etnis Han ke wilayah tersebut. Menurut seorang pemimpin Uighur di pengasingan, di masa lalu, 96 persen populasi Xinjiang adalah orang Uighur. Sekarang, Uighur hanya mencapai 50 persen dari total populasi.

Orang-orang dipaksa untuk belajar bahasa Mandarin dan jutaan orang dikirim ke kamp pendidikan ulang. Ada laporan tentang larangan memelihara jenggot. Beberapa orang menggambarkan tindakan China sebagai "genosida budaya dan pembersihan etnis".

Ratusan orang ditahan atas tuduhan separatisme dan terorisme.

Perwakilan dari 39 negara telah mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk penganiayaan Beijing terhadap Uighur dan Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong yang baru-baru ini disahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline