Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

India Mencoba Mengembalikan Perdamaian dan Kebahagiaan di Jammu dan Kashmir

Diperbarui: 5 Agustus 2020   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan kereta api tertinggi di dunia sedang dibangun oleh Kementerian Keretapian India di atas Sungai Cheenab di wilayah Jammu dan Kashmir, India. | Sumber: Twitter @RailMinIndia

Oleh Veeramalla Anjaiah

Kashmir tidak diragukan lagi adalah "Surga di Bumi" karena keindahannya yang luar biasa. Dengan gunung salju, danau segar, sungai, taman yang indah, lembah, pohon apel, bunga-bunga, dan orang-orang yang ramah menjadikannya surga dan membuatnya terlihat seperti Swiss di Asia.

Tapi surga ini berubah menjadi neraka selama empat dekade terakhir akibat terorisme, separatisme, dan ambisi geopolitik negara tetangga.

Bagaimana cara menahan terorisme dan gerakan separatis di Kashmir, yang merupakan bagian dari Jammu dan Kashmir (J&K) India?

Terlebih lagi, kelompok-kelompok teror global seperti al-Qaeda dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah memasuki J&K dalam beberapa tahun terakhir, membuat situasinya lebih rumit. India telah melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah J&K.

Masalah utama J&K adalah terorisme, separatisme, korupsi, tata kelola yang buruk, konektivitas, infrastruktur dan keterbelakangan,

Dalam upaya untuk mengekang terorisme dan separatisme serta untuk mendorong pembangunan ekonomi, India mengambil langkah berani pada 5 Agustus 2019 dengan menghapus Pasal 370 Konstitusi India dan menjadikan Jammu Kashmir sebagai Wilayah Persatuan (Union Territory). Di bawah Pasal 370, Jammu dan Kashmir adalah negara bagian India dengan status khusus dan memiliki kekuatan lebih besar daripada negara bagian lain.

Sebagai Wilayah Persatuan, Jammu dan Kashmir berada di bawah kendali langsung pemerintah pusat. Mari kita lihat apa yang terjadi di Jammu dan Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim dalam satu tahun terakhir.

Selama 12 bulan terakhir, Jammu dan Kashmir, wilayah bermasalah yang dipenuhi dengan aktivitas separatis dan terorisme, menyaksikan penurunan sebesar 40 persen dalam kekerasan.

Menurut Laporan Forum Hak Asasi Manusia di Jammu dan Kashmir bulan Juli 2020, pada tahun 2018, J&K mengalami 597 serangan teroris terhadap pasukan keamanan dan warga sipil, yang menghilangkan nyawa 452 korban. Setahun kemudian, langkah-langkah keamanan dan pencegahan yang ketat mampu membawa jumlah serangan menjadi 369, dengan 283 korban jiwa.Tren yang sama terus berlanjut selama tujuh bulan terakhir tahun ini.

Dapat dicatat di sini bahwa Pakistan, yang mengendalikan sebagian gerakan separatis dari J&K, diduga berada di belakang serangan teroris dan kerusuhan sosial di J&K India.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline