Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Mauritania: Teman baru Indonesia dari Afrika

Diperbarui: 27 Juli 2020   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Mauritania Mohamed Ould Ghazouani | Sumber: Kedutaan Besar Mauritania Jakarta

Oleh Veeramalla Anjaiah

Ada pepatah terkenal "jauh di mata, dekat di hati" di Indonesia, yang berarti "jauh bagi mata tetapi sangat dekat dengan hati". Sejalan dengan ungkapan ini, orang-orang Mauritania menganggap Indonesia mungkin tempat yang jauh tetapi sangat dekat dengan hati mereka.

Mauritania, yang resminya adalah Republik Islam Mauritania, adalah negara yang luar biasa dengan begitu banyak hal menarik dan menawarkan peluang besar.

Dengan luas 1.03 juta kilometer persegi, Mauritania merupakan negara terbesar ke-11 di benua Afrika. Mauritania adalah salah satu negara dengan jumlah populasi terendah di dunia dengan hanya 4.51 orang per kilometer persegi dibandingkan dengan 151 orang di Indonesia per kilometer persegi.

Ibukota Mauritania, Nouakchott, tidak hanya cantik tetapi juga merupakan kota terbesar di negara ini dengan populasi 1.31 juta orang.

Sekitar 90 persen dari wilayah daratan Mauritania terdiri dari Gurun Sahara. Anehnya, Mauritania memiliki pelabuhan Nouadhibou serta banyak ikan. Bagaimana Anda bisa menemukan ikan di gurun? Negara ini, yang dikenal sebagai "Tanah Angin", memiliki sungai besar bernama Sungai Senegal, Samudra Atlantik, hutan dan tanah subur di beberapa daerah. Mauritania juga memiliki garis pantai sepanjang 754 kilometer.

Mauritania adalah teman baru Indonesia dari daerah Maghreb dan Sahel di Afrika. Sekarang ingin memiliki hubungan dekat dengan Indonesia, negara  keempat terbesar di dunia dengan populasi 273 juta orang.

Sejarah hubungan bilateral

Orang-orang Mauritania tahu tentang Indonesia dan kedua negara telah berinteraksi satu sama lain di acara haji dan forum internasional seperti PBB, Gerakan Non-Blok (NAM) dan Organisasi Kerjasama Islam (OIC) sejak lama.

Kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik formal hingga tahun 2011. Tapi keadaan tersebut berubah dengan cepat sejak 2011.

Ada aktivisme besar antara Mauritania dan Indonesia - raksasa Asia - dalam beberapa tahun terakhir. Aktivisme adalah tanda yang sangat jelas dan komitmen kuat kedua negara untuk membangun hubungan baru dan kuat di antara mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline