Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Orang Azerbaijan Memperingati ‘Black January’

Diperbarui: 21 Januari 2016   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Warga Azerbaijan yang berada di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, merayakan hari paling tragis dalam sejarahnya yang ke-26 yang dikenal sebagai “Black January ” dengan memberikan penghormatan kepada para korban padahari Rabu (20 Jan.).

Azerbaijan, yang dulunya merupakan salah satu republik di Uni Soviet, adalah Negara mayoritas Muslim di Kaukasus Selatan. Azerbaijan memiliki Hubungan dekat dengan Indonesia, yang merupakan rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia.

Tepat 26 tahun lalu pada hari ini, 26,000 pasukan tempur Uni Soviet bernama “Alfa” menyerang Baku, ibukota Azerbaijan, dan daerah sekitarnya serta membunuh 132 orang dengan brutal dan melukai 612 orang. Bangunan-bangunan dibakar dan lebih dari 800 orang ditangkap. Mirip seperti gerakan reformasi di Indonesia pada tahun 1997-1998.

Pembunuhan yang terjadi sangat brutal dan tidak pandang bulu.Wanita, anak-anak, orang tua dan bahkan tenaga medis pun ikut dibunuh. Sekitar 26 orang juga dibunuh di daerah Lenkaran danNetchala.

Jutaan warga Azerbaijan pada hari Rabu mengheningkan cipta selama satu menit dan ribuan warga berkumpul di Martyrs Avenue di kota Baku untuk memberikan penghormatan mereka kepada seluruh korban.

Kenapa Uni Soviet, di bawah kepemimpinan Presiden Mikhail Gorbachev, melakukan tindakan kriminal yang paling kejam?

Tujuan utama dari invasi Soviet adalah untuk menekan gerakan nasionalisme yang kuat di Azerbaijan. Rakyat memberontak merlawan rezim komunis dan menuntut kemerdekaan Azerbaijan dari Uni Soviet.

Tapi Uni Soviet membenarkan kebrutalan tersebut dengan menyebutkan pentingnya mengevakuasi warga Armenia dari kota Baku. Setelah otoritas sipil dibubarkan, Kantor Komandan Militer Soviet dan jaksa militer Republik Sosialis Uni Soviet tidak menyelidiki pembantaian tersebut dikarenakan tidak adanya fakta yang mendasari kejadiani tu.

“Ini adalah kebohongan. Dalihatnya digunakan untuk membenarkan invasi Baku, yang sebenarnya bertujuan untuk menekan gerakan nasional untuk kemerdekaan dan protes damai yang menentang tindakan agresif Armenia, yang mengklaim teritori Azerbaijan,” Kedutaan Besar Azerbaijan di Jakarta mengatakan di dalam sebuah pernyataan.

Tim lembaga hak asasi manusia Human Rights Watch dari Helsinki juga berpendapat sama mengenai pembantaian di Baku.

“Di antara pelanggaran HAM yang paling kejam selama serangan Baku adalah banyaknya tenagamedis, ambulan dan bahkan rumah sakit yang diserang,” Human Rights Wartch mengatakan dalam laporan berjudul “Black January in Azerbaijan”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline