Lihat ke Halaman Asli

Dalvin Steven

Positif Realistis

Duka Tiada Henti di Negeri Pertiwi

Diperbarui: 20 Juli 2021   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : republika.co.id

Kesedihan, kabar mengejutkan, kesedihan, berita kematian, kesedihan, kebutuhan oksigen, plasma darah dan ruang ICU rumah sakit, dan kesedihan, mungkin itulah yang beberapa hari.

Bahkan beberapa minggu terakhir kita dengar dari grup WA di HP kita, dari keluarga, teman-teman, media sosial, dan juga dari berita-berita di televisi dan media informasi lainnya, semua berisikan kesedihan. 

Melonjaknya jumlah masyarakat yang terinfeksi Covid-19 yang berpuluh-puluh ribu banyaknya, ditambah kabar kematian yang juga beribu-ribu banyaknya, ambulans silih berganti mengantarkan pasien yang butuh perawatan ke rumah sakit, ditolak sana sini, menunggu berjam-jam untuk mendapatkan kamar atau pun setidaknya tempat tidur pasien untuk sekadar mendapat perawatan seadanya juga semaksimalnya. 

Ambulans yang juga silih berganti menghantarkan jenazah yang dinyatakan meninggal karena Covid-19, mengantre di tempat pemakaman yang telah disediakan menunggu untuk dikebumikan. 

Tiada henti dan tiada ampun telinga, mata, hati dan pikiran kita dijejali berita-berita mengerikan diatas. Tiada lagi menarik napas, selain helaan napas tanda putus asa, membayangkan betapa lelahnya menjalani hidup yang demikian beratnya.

Sakit begitu sakit pasti bagi setiap orang, bagi setiap keluarga, setiap kerabat yang ditinggalkan seseorang yang dikasihi, berpulang karena dinyatakan Covid-19. Virus ini tidak melihat bulu, tidak memberi ampun sedetik pun bagi setiap kita manusia. 

Covid menggila. Covid mengganas. Kata itu sangat cocok menggambarkan situasi dan kondisi kita saat ini. Berbagai cara telah Pemerintah lakukan semaksimal mungkin, dan juga kita sebagai masyarakat melakukan apa yang bisa kita lakukan ditengah keterbatasan, namun Covid-19 masih juga tidak berhenti menjangkit dan meruntuhkan mental kita. 

Tulisan ini adalah tulisan kesedihan, tulisan putus asa, tulisan dukacita, tidak ada lagi tulisan motivasi, tidak ada tulisan bernada solusi atau pun tulisan pembangkit nalar dan semangat, sudah, sudah, hanya doa dan harapan yang bisa kita panjatkan buat negeri tercinta, Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline