Lihat ke Halaman Asli

Dalvin Steven

Positif Realistis

Lihat Banjir, Ingat Ahok

Diperbarui: 12 Desember 2017   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber:https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2017/01/04/796761/670x335/blak-blakan-anies-baswedan-soal-pertemuan-di-markas-fpi-rev-1.jpg, http://www.ahokfornobel.com/images/why/why1.png, http://cdn2.tstatic.net/wartakota/foto/bank/images/terowongan-dukuhatas-banjir1_20171211_153048.jpg)

Kemarin, tepatnya 11 Desember 2017, hampir seluruh daerah di DKI Jakarta diguyur hujan deras dan cuaca ektrem yang membuat sebagian besar wilayah DKI terendam banjir. Wilayah Blok M, depan Universitas AtmaJaya, terowongan Dukuhatas, jalan Radityawarman, daerah stasiun Karet, bahkan jalan Jendral Sudirman pun tak luput dari genangan. Ada beberapa jalan yang terputus aksesnya dalam beberapa waktu (hitungan menit atau mungkin jam) karena cukup berbahaya dan dapat membuat kendaraan mogok karena tingginya genangan di daerah tersebut. 

Banjir sudah menjadi langganan bagi warga DKI saat kepemimpinan gubernur periode 2007 - 2012. Namun, semenjak dipimpin Jokowi (saat ini menjabat sebagai Presiden RI) hingga masa kepemimpinan Basuki alias Ahok, titik banjir kian hari lepas hari, titik banjir mulai berkurang dari waktu ke waktu. Khususnya pada kepemimpinan Ahok di balaikota, titik banjir yang semula berjumlah ratusan, berkurang drastis hingga hanya kurang lebih 44 titik banjir dan itu pun dengan catatan cepat surut.

Kemarin, adalah banjir pertama yang dihadapi pasangan gubernur dan wakil gubernur baru DKI yang dilantik Oktober lalu, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Hujan deras datang, banjir pun datang di berbagai daerah di DKI Jakarta. Banyak pihak mencap bahwa Anies dan Sandi tak mampu dan tak  memiliki kapasitas layaknya seorang Ahok yang kala itu berpasangan dengan Djarot sebagai Gubernur dan Wakil gubernur terdahulu. 

Anies Sandi seakan tak siap menghadapi banjir. Dan, beberapa pihak pun bertanya kurang lebih demikian,"Waktu Pak Ahok menjabat, sistemnya baik, banjir berkurang, bahkan cepat surut walaupun banjir. Bukannya Pak Anies dengan Pak Sandi tinggal meneruskan metode yang Pak Ahok terapkan? Hanya tinggal melanjutkan, tidak mencetuskan hal baru dalam masa darurat seperti ini."

Ya, lihat banjir, ingat Pak Ahok. Sang gubernur yang terkenal sebagai anti-korupsi, yang seakan menjadi superheronya DKI Jakarta saat memimpin dan menjabat sebagai gubernur, yang terbukti mampu menerapkan metode dan cara jitu menghadapi banjir yang seakan sudah tidak ada obatnya bagi ibukota negara ini.

Mari, kita tunggu apa yang akan dilakukan Anies-Sandi kala banjir itu datang lagi suatu saat nanti. Apakah mereka mampu 'mengusir' banjir dari DKI layaknya Ahok?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline