Lihat ke Halaman Asli

Anizawati

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Esay Analisis Teori Maslow Hijabers TikTok

Diperbarui: 11 Agustus 2022   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

teoriuntukguru.com

Analisis Teori Kebutuhan Maslow Hijabers TitTok: Menelaah Komentar Negatif Terhadap Pemanfaatan Tren Hijab Dalam Meningkatkan Eksistensi Diri

PENDAHULUAN


Seiring dengan perkembangan teknologi dan konsumsi media sosial yang besar dalam era global ini, terdapat pula beberapa persepsi yang tersebar di masyarakat luas mengenai media social. Bahwa media sosial dapat memberikan feedback terbuka, memberi komentar, dan berbagi informasi secara cepat dan skala waktu yang tak terbatas.

(Noviyanti, 2020) Oleh sebab itu media sosial menjadi hal terpenting dan sudah menjadi kebutuhan primer dalam hidup manusia karena sudah jelas bahwa kebutuhan primer setiap mahluk sosial adalah interaksi antarmanusia yang sering didapatkan dalam media sosial (Deriyanto & Qorib, 2018).

Beberapa media sosial seperti Instagram, twitter, dan TikTok menjadi konsumsi utama masyarakat sebagai ruang terbuka menghibur diri, berkarya, dan berbagi informasi.(Schroeder et al., 2020). 

Sehingga, fokus bahasan dari penelitian ini yaitu media sosial TikTok. TikTok merupakan media sosial yang berbasis berbagi Video Music yang dibuat dengan kreatifitas masing -- masing creator/Indvidu dengan berbagai konten seperti media informasi berita (pers), Hiburan(Tarian pendek, music, dan komedi), Media Pembelajaran, dan pengembangan soft skill lain (Malihah, 2019). Adapun fakta yang didapatkan dalam jenjang 2018 -- 2019 bahwa TikTok mendapatkan pengunduhan sebanyak 47,8 juta kali (Aji & Setiyadi, 2020).

Dalam pandangan yang sudah diuraikan diatas bahwa dampak media sosial  TikTok terhadap masyarakat sangatlah besar dilihat dari segi individu, sosial, pendidikan, dan teknologi. Jika ditinjau dari segi manfaatnya, TikTok berguna untuk membangun personal branding bagi diri seseorang. Sementara jika ditinjau dalam perspektif internasional maupun nasional juga sangat bermanfaat. 

Seperti mendekatkan hal yang jauh menjadi dekat, menjadi media untuk menyampaikan pesan, karya, ataupun berita. (Bulele & Wibowo, 2020)

Munculnya fenomena sosial perempuan berhijab ditinjau dari modernisasi seiring berkembangnya budaya hijab bukan hanya sebatas kewajiban, melainkan mempunyai pemaknaan lain seperti fashionable (Istiani, 2015). Ketidaktahuan serta edukasi masyarakat tentang etika menggunakan sosial media menjadikan tabiat-tabiat buruk itu semakin banyak ditemukan di TikTok. 

Para netizen yang menggunakan akun anonym, dengan leluasa melecehkan, menjatuhkan, serta menghina orang sampai pada batas norma yang ada di masyarakat. 

Para pembuat konten juga turut serta meramaikan komentar-komentar sexual dan menghina. Mereka justru bangga dikomentari meskipun komentar tersebut merupakan pelecahan. Pembuat konten ini tidak sadar jika dirinya sedang dilecehkan. Justru mereka memanfaatkan kesempatan itu dengan semakin banyak membuat konten-konten dengan adegan seperti sebelumnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline