Lihat ke Halaman Asli

Hal-hal Menarik Seputar Perayaan Nyepi di Bali

Diperbarui: 6 Maret 2019   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bali merupakan pulau yang terletak persis sebelah Timur pulau jawa dan sebelah barat pulau Lombok. Pulau ini sangat populer di Mancanegara. Bahkan konon lebih populer dari nama Indonesia. Bahkan ada yang mengatakan di sebelah mananya Bali, Indonesia itu? 

Orang-orang asing pun memberikan bermacam-macam julukan. Ada yang menyebut pulau seribu pura, pulau para dewa (pulau dewata), sorga terakhir, pulau sorga, dan julukan lainnya.

Selain menarik dari segi keindahan alam dan budayanya. Dari segi sains, teknologi dan lingkungan, masyarakat Bali ternyata sudah menerapkan gerakan "Earth Hour", bahkan dalam waktu seharian penuh. "Earth Hour" seperti yang kita ketahui bertujuan mengurangi dampak buruk kerusakan lingkungan. Caranya adalah mematikan listrik di rumah dan kantor selama satu jam pada pukul delapan hingga sembilan malam. Uniknya, jauh sebelum gerakan ini dimulai, masyarakat Hindu Bali sudah lebih dulu menjalankan Tapa Brata Penyepian di setiap Hari Raya Nyepi. Bukan dalam waktu satu jam saja waktu pelaksanaannya, tapi sehari penuh!

Tapa Brata Penyepian ini sendiri adalah pengamalan Catur Brata Penyepian yang dilakukan di Hari Raya Nyepi. Kamu pasti sudah pernah mendengar juga soal larangan untuk menyalakan listik, bepergian, juga pantangan menghibur diri dan bekerja saat Nyepi. Itu adalah isi Catur Brata Penyepian yang dilakukan umat Hindu Bali. 

Hari raya Nyepi ini sendiri merupakan perayaan tahun baru Saka. Selain konsep karma, masyarakat bali juga mengenal konsep kala atau waktu. Dalam konsep ini, ada beberapa waktu yang dianggap rawan karena berpotensi mengganggu keseimbangan alam, yaitu pada waktu-waktu peralihan seperti saat pergantian tahun ini. Jadi, bisa dibilang, tapa brata penyepian tadi adalah upaya manusia untuk menetralkan kembali semesta ini dan menciptakan keseimbangan. Wah, bisa dibayangkan kalau seluruh dunia melakukan Earth-Day/Earth Hours saja, akan jadi bagaimanakah alam / lingkungan kita di masa mendatang? :)

Adapun hal-hal menarik yang dapat dipelajari dari masyarakat Hindu-Bali yang merayakan Nyepi adalah sebagai berikut:

1. Di Hari Raya Nyepi ini, kita mereduksi emisi dari Gas Karbon Dioksida sebanyak kurang lebih 20.000 ton dalam sehari lho. Dan selama Nyepi, para warga Bali juga sudah berkontribusi dengan mengurangi polusi udara di dunia. Wow! Keren banget kan? 

2. Selain itu, "World Silent Day" yang selalu dirayakan setiap tanggal 21 Maret ternyata juga terinspirasi dari Hari Raya Nyepi dan hal ini sudah di konfirmasi oleh PBB.

3. Tak hanya mengurangi polusi di dunia. Dengan adanya Hari Raya Nyepi di Bali, hal ini juga menghemat listrik negara sebanyak kurang lebih 60 persen selama perayaan Nyepi berlangsung. Jika dirupiahkan, 60% ini bernilai sekitar kurang lebih Rp 4 miliar atau sekitar 290 megawatt (MW).

4. Sudah mengurangi polusi udara, menghemat listrik? Ternyata perayaan Hari Raya Nyepi juga mampu menghemat bahan bakar solar sebanyak kurang lebih 500.000 liter lho.

5. Hal unik lain yang perlu kita ketahui tentang Hari Raya Nyepi adalah perayaan ini diyakini sangat mampu memberikan ketenangan jiwa yang luar biasa. Buat kamu yang penat dari kerja, maupun stress, para umat Hindu bisa bersantai ketika Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 ini telah datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline