Lihat ke Halaman Asli

Naylatul Farihah

seorang pelajar yang sedang belajar menulis

Digital yang Mengubah Aksen Anak Milenial

Diperbarui: 5 Desember 2022   05:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat sekarang ini, tidak hanya orang dewasa yang menggunakan media sosial atau yang biasa disebut sosmed. Anak-anak juga menggunakan sosmed. Sebenarnya mereka belum boleh menggunakan sosmed. Tapi, takdir yang memerintahkan mereka menggunakan sosial media.Sering terlihat disosial media orang-orang menyebutkan kata-kata yang seharusnya tidak ia keluarkan. Takutnya terjadi pertengkaran. Dan karena sekarang anak boleh menggunakan sosial media, ia pun turut mendengar dan membacanya. Karena telah sering ikut mendengar dan membaca kata-kata itu, anak pun turut mengucapkannya. Dan tak jarang karena telah terbiasa, ia pun juga mengucapkan kata-kata itu dikehidupan sehari-harinya.

Tanpa disadari, kata-kata itu telah tersebar dan tak hanya orang dewasa yang mengucapakannya. Seluruh pemuda juga mengucapkannya. Bahkan mengubahnya menjadin sedkit lebih enak didengar. Padahal artinya sama.

Dan secara tidak langsung, kata-kata itu menjadi kepribadian anak milenial.

Sebenarnya apa sih kata-kata itu? Apa dampaknya? Apakah menimbulkan pro dan kontra? Bagaimana cara mengatasinya?

Kata-kata itu adalah kata-kata kasar. Yang dimana sekarang telah diubah gayanya dan membuat remaja candu mengucapkannya. Padahal kata-kata itu teteplah kata-kata yang kasar.

Mengucapkan kata-kata kasar termasuk akhlak tercela. Akhlak tercela adalah akhlak yang buruk. Dalam salah satu penggalan ayat al-qur'an dijelaskan bahawa Allah tidak menyukai perkataan yang buruk.

Seperti yang telah disebutkan mengucapkan kata-kata kasar secara tidak langsung nantinya akan menjadi kepribadian jika diucapkan terus menerus. Itu adalah salah satu dampaknya. Dampak yang lain:
1. Sulit untuk menemukan kelebihan dalam diri
Kata-kata kasar yang sering dilontarkan membuat diri terpengaruh dengan banyak hal buruk. Sebaliknya, kelebihan dalam diri pasti tertutupi akibat terus-terusan berkata kasar. Kelebihan diri tidak muncul dengan sendirinya kecuali, rajin untuk mengasah. Sedangakan kata-kata yang sering keluar adalah kata-kata kasar. Alhasil kelebihan dalam diri sulit untuk kamu temukan.
2. Dikucilkan kareana perkataan yang membuat orang lain sakit hati
Kata kasar merupakan tindakan yang salah dan orang sekitar akan sangat menilai hal tersebut. Jika berkata dengan sopan dan bijaksana ,orang sekitar akan menghargainya. Namun, jika suka berkata kasar akibatnay akan dikucilkan oleh orang sekitar. Tidak ada yang mau mendekati
3. Tidak merasa damai dalam hidup
4. Sulit mencapai kesuksesan
Berkata kasar akan membuat jatuh dan terpuruk. Kesuksesan yang diraih pasti sangat sulit dan itu akibat berkata kasar. Teman kerja akan mengucilkan dan itu akan sangat berpengaruh pada proses kesuksesan. Bagaimana bisa menjadi kebanggaan orang lain jika perkataan saj tidak bisa diajaga.
 
Pendapat masyarakat terbagi untuk masalah ini. Ada yang tidak setuju bahwa aksen anak milenial berubah. Mereka berpendapat bahwa tidak apa aksen mereka berubah, toh sekarang itulah zamannya.

Dan sebagian besar setuju, dan bahkan mereka mengatakan ini bukan tentang apakah ini zamannya begitu atau bukan. Tetapi ini menyangkut tentang akhalk dan moral remaja.

Cara mengatasi kebiasaan ini cukup mudah. Salah satunya tinggalkan hal-hal yang membawa kearah sana. Dan segera beralih ke hal yang lebih baik. Juga diharapkan pada orangtua untuk ekstra protective terhadap pergaulan anak. Tapi jangan sampai terlalu mengekang anak.

Dari pernyataan diatas disimpulkan bahwa aksen anak milenial saat ini sangat berubah. Bahkan, mereka mengubahnya menjadi lebih enak didengar. Berkata kasar juga mengakibatkan dampak. Oleh karena itu marilah kita menghidari berkata kasar dan menjauhi hal yang berbau seperti itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline