Lihat ke Halaman Asli

Seketika Menghilang

Diperbarui: 28 Agustus 2023   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam ruang yang penuh hiruk canda tawa, Ia tersenyum. 

Dalam ruang yang terkadang bingung, Ia merenung.

Dalam ruang yang terasa hampa, Ia menduga-duga.

Tiap pemberian-Nya, Ia terima.

Dalam nikmat, Ia bersyukur.

Nafas yang melekat, terasa tanpa sekat.

Imaji yang kemudian terwujud.

Esensial.

Detak jam dinding terus berjalan.

Bak halusinasi.

Begitu singkat, lalu senyap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline