Lihat ke Halaman Asli

Maaf Hujan, Kita Pisah Ranjang.

Diperbarui: 11 Juli 2022   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala ia datang, biasanya aku riang.

Meski langit terlihat muram, aku bahkan tetap senang.

Seraya menyambut datangnya dari ketinggian.

Begitu jauh dari jangkauan. 

Tempatku sering memandang, berkhayal, lalu simpul senyum mengakhiri.


Apakah rupanya sekedar gerimis atau deras?

Ah, aku tidak begitu peduli.

Hanya saja, kuselipkan harap,
agar turunnya menjadi berkah.

Namun, di suatu malam, aku terpaksa menghindar.

Bukan karena sudah tidak suka, bosan, atau geram.

Tapi waktu itu sugestiku sedang buruk.

Akupun takut kejadian.

Hingga akhirnya aku harus menjauh.

Terasa berat padahal hanya semalam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline