Lihat ke Halaman Asli

Edan

Diperbarui: 3 Mei 2021   13:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Zaman kian terbuka.
Bicara sesuka.
Bertindak macam raja.
Berharap menjadi pemuka.
Lalu dipuja.

Segala rupa ditata.
Banda pun tak lupa disibaknya.
Apa yang sekedar terus memudar.

Arsenikum merajut kepala.
Seakan tak berwujud namun berbahaya.
Namun ini kebalikannya.
Mungkin terlalu buruk jika berharap distopia.

Kunikmati omong-kosongnya.
Pun tenggelam dalam popularitasnya.

Bak rayap menggerus jati.
Seolah baka namun lapuk juga.
Tapi sayang, mereka lupa hingga membabi-buta.

Kini, panggung itu justru menjadi-jadi.
Ah, zaman!
Selalu engkau yang disalahkan.
Padahal aku yang pecundang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline