Jika biasanya para penumpang yang tiba dari luar negeri bisa langsung menuju tempat imigrasi dan mengambil bagasi setelah tiba di Bandara Soekarno Hatta, maka kali ini ada yang berbeda.
Terkait dengan upaya mencegah penyebaran virus covid 19, maka setelah mendarat para penumpang akan mengantri untuk mengisi formulir kedatangan yang diberikan oleh petugas bandara yang dibantu oleh TNI. Kemudian diminta untuk mengumpulkan surat keterangan hasil tes covid dari negara asal apabila ada.
Nah, bagaimana dengan penumpang yang belum melakukan tes swab PCR?
Setelah mengisi formulir kedatangan, maka antriannya akan dibedakan dengan yang telah melaksanakan swab PCR.
Para penumpang yang telah mengantongi hasil swab PCR yang negatif, maka diperbolehkan pulang. Sementara bagi yang belum, akan diberikan beberapa pilihan alternatif untuk menginap.
Ada yang sepenuhnya gratis yakni di Wisma Atlet Pademangan yang berada di Jakarta Utara dan berbayar seperti di beberapa hotel yang direkomendasikan.
Untuk menentukan pilihan, kita akan diberikan formulir seperti di bawah ini. Adapun mengenai biaya penginapan dan tes swab PCR akan diterangkan oleh petugas kesehatan yang bertugas di bandara.
Saat itu, saya memilih untuk melakukan swab PCR di Wisma Atlet Pademangan. Selain gratis, kabarnya fasilitas yang diberikan juga memadai. Maka, tidak ada salahnya untuk mencoba sembari bisa berbagi pengalaman dengan para penumpang lain.
Setelah menentukan pilihan, maka kita menuju pengambilan bagasi dan pengecekan akhir oleh petugas imigrasi. Lalu, berjalan ke arah pintu keluar yang diiringi oleh petugas TNI.
Setelah berkumpul dengan penumpang lain yang memilih untuk karantina dan Swab Pcr di Wisma Atlet Pademangan, kami langsung menuju bus yang telah disediakan.
Saat itu, jumlah penumpang yang satu rombongan dengan saya ada 16 orang. 10 wanita dan 6 pria. Sebelum jalan, petugas TNI memberikan sambutan dan informasi terkait prosedur karantina dan fasilitas apa saja yang diperoleh di sana. Lalu, bus kami pun jalan menuju wisma dengan jarak tempuh sekitar 40 menit.
Setibanya di wisma, kami tidak boleh langsung turun. Kembali TNI yang berjaga di sana memberikan informasi seputar karantina. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Setelah itu, kami dibebaskan untuk memilih teman sekamar yang terdiri dari 2 atau maksimal 3 orang. Selain ruangan, lantai antara laki-laki dan perempuan juga dipisahkan. Namun bagi suami istri, bisa memilih untuk tinggal bersama dengan catatan harus menunjukan surat nikah.