Lihat ke Halaman Asli

Upaya Melestarikan Budaya Seni Musik Saronen di Sekolah Dasar

Diperbarui: 24 Mei 2024   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik Saronen/Dokpri

Dosen pengampu: Ima Wahyu Putri Utami, M.Pd

1. Ardina Dwi Yulia Putri (20211043031147)

2. Anita Rosti Azizah (202110430311064)

Budaya lokal merupakan suatu budaya yang berada di sebuah desa atau yang berada ditengah-tengah masyarakat yang keberadaannya itu diakui dan dimiliki oleh masyarakat sekitar, karena sebuah kebudayaan tersebut sebagai pembeda dengan daerah yang lainnya. 

Sebagai generasi penerus kita diwajibkan untuk terus melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang kita miliki, kita dapat mewariskan kebudayaan tersebut kepada anak cucu kita kelak, agar mereka juga dapat mengetahui kebudayaan-kebudayaan yang kita miliki dan mereka bisa menjaga dan melestarikannya. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk rasa cinta kita terhadap Indonesia.

Namun jika melihat era globalisasi ini, budaya-budaya local mulai memudar. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan memudar nya kebudayaan, salah satunya adalah kurangnya minatnya generasi muda dalam melestarikan serta mempelajari kebudayaan lokal.

Salah satu warisan budaya yang mulai memudar keberadaannya yaitu music tradisional Saronen. Musik Saronen berasal dari Pulau Sumenep, Madura. Music saronen merupakan music khas Madura yang terdiri dari sembilan instrumen musik yaitu satu Saronen, satu gong besar, satu kempul, satu kenong besar, satu kenong tengahan, satu kenong kecil, satu korca, satu gendang besar, satu gendang kecil (Romadhan, 2018). Musik saronen sering ditampilkan dalam acara-acara adat seperti pernikahan, hari jadi, karnaval, atau perayaan hari-hari besar di Pulau Madura.

Dahulu, musik saronen sering ditampilkan dalam berbagai acara penting. musik saronen sering kali dipadukan dengan pertunjukan atraksi kuda untuk meningkatkan pengalaman seni dan budaya (Romadhan & Pradana, 2021). 

Namun, seiring berjalannya waktu, kemunculan nya semakin tidak terlihat di acara-acara penting ini. Terdapat kemungkinan adanya ketidaktertarikan generasi muda dalam melestarikan dan mempelajari tradisi musik ini, pergeseran preferensi masyarakat terhadap hiburan, perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi menjadi faktor penyebab kelangkaan musik saronen.

Oleh karena itu perlu adanya upaya yang berkelanjutan untuk melestarikan budaya tradisional ini. Melalui mata pelajaran Seni Budaya yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengenalkan budaya-budaya local yang diharapkan dapat memahami nilai-nilai yang terkandung sehingga lebih mencintai budaya Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline