Lihat ke Halaman Asli

Stand Up Comedy: Media ‘Kampanye’ Legalisasi Ganja Ala Pandji Pragiwaksono

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Keberadaan stand up comedy dua tahun terakhir dapat dikatakan fenomenal di Indonesia. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai salah satu contoh media kontemporer yaitu stand up comedy. Stand up comedy menjadi contoh media yang digunakan oleh salah satu comic (pelaku stand up comedy) Indonesia Pandji Pragiwaksono dengan mengambil tema legalisasi ganja. Bit (istilah dalam stand up yang berarti sub materi) legalisasi ganja yang diselipkan pandji dalam meteri stand up-nya merupakan suatu bentuk perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang mengategorikan ganja kedalam jenis narkotika dan illegal. Pada saat open mic stand up comedy yang diadakan oleh sebuah kafe di kemang, Jakarta tersebut secara terang-terangan Pandji menyatakan bahwa dia adalah pendukung gerakan legalisasi ganja nasional. Alasan dia mendukung gerakan legalisasi ganja nasional adalah karena dia tidak mengerti kenapa ganja illegal sementara rokok dan bir tidak. Dalam logika POV-nya (istilah dalam stand up comedi yang berarti sudut pandang) tidak masuk akal jika pemakai ganja bisa melakukan tindak kejahatan. Kutipan statement dalam materi Pandji adalah “ngga ada orang nyimeng nodong, Sob”. Kemudian ia melakukan riffing (istilah dalam stand up comedy yang berarti verbal bergurau dengan penonton) bagaimana seseorang sedang menghisap ganja (nyimeng) bias nodong, menurutnya itu adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Pada bit berikutnya Pan dji membandingkan dengan penodongan yang dilakukan oleh pemabuk yang sedang dalam pengaruh alcohol. “Alkohol bikin orang mabuk, bikin orang melakukan tindak kejahatan, masuk akal. Tapi alcohol legal sementara ganja ilegal”, ujar Pandji.

Pernyataan lain yang menjadikan ganja illegal dan dinilai tidak masuk akal oleh Pandji adalah efek ketergantungan yang diakibatkan dari pengonsumsian ganja. Menurutnya rokok pun menimbulkan hal yang sama yaitu ketergantungan (candu). Ia juga tidak dapat menerima alasan jika seseorang mengonsumsi ganja dapat mengalami kerusakan otak dan tidak baik untuk kesehatan. Anja bukanlah satu-satunya barang yang dapat menyebabkan hal tersebut, rokok juga memiliki efek samping yang juga membahayakan kesehatan yang secara jelas tertulis dalam kemasannya. Efek rokok dianggapnya lebih berbahaya dibandingkan efek ganja yang disebutnya ‘hanya bikin lemot’. Dalam bit selanjutnya Pandji mulai mengungkapkan alasan untuk melegalkan ganja karena penggunaan serat ganja untuk bahan baku baju akan menghasilkan kualitas nomor 1.

Dalam stand up berdurasi sekitar 23 menit tersebut Pandji menggunakan sekitar 10 menit untuk membicarakan legalisasi ganja. Dapat dilihat hampir setengah dari keseruhan bit meteri yang ia bawakan adalah untuk membicarakan ganja. Pandji sepertinya sadar melalui komedi pesan yang ia selipkan dalam materi stand up-nya dapat diterima dengan mudah oleh para penikmatnya terutama kalangan remaja. Terlebih popularitas stand up comedy saat ini. Dalam hal ini Pandji menggunakan fungsi media untuk menyalurkan opini dan sudut pandang yang ia miliki mengenai legalisasi ganja. Melalui komedi pula ia berusaha membentuk opini public, karena setelah tema stand up-nya yang dapat dikatakan cukup fenomenal Pandji mendapatkan reaksi dari beberapa pihak. Kritikan datang dari pihak yang menganggap stand up tersebut dapat menimbulkan efek buruk bagi masyarakat utamanya yang ikut mendukung ganja tanpa memiliki bekal pengetahuan cukup. Hal ini merupakan bentuk keberhasilan Pandji dalam menyampaikan pesan dengan menggunakan media yang dipilihnya: stand up comedy.

Tidak dapat dipungkiri saat ini stand up comedy merupakan media cukup ampuh untuk membuka mata dan pemikiran public mengenai berbagai macam hal mulai dari social, budaya, isu kontemporer maupun politik. Melalui stand comedy comic lebih banyak mengupas hal-hal yang terjadi disekitar kita dalam berbagai sisi dan menyajikan sudut pandang berbeda bahkan kritik yang tentunya tetap disajikan dengan balutan komedy. Keampuhan stand up comedy sebagai media perantara pesan tentunya harus pula diimbangi dengan logika yang juga dimiliki oleh komunikan, sehingga tidak menelan mentah-mentah apa yang disaksikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline