Lihat ke Halaman Asli

Anita Rakhmi Shintasari

Belajar untuk menebar manfaat

Merdekanya Sebuah Keteladanan

Diperbarui: 10 Oktober 2024   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahun ajaran 2024/2025 memasuki bulan keempat. Rutinitas pembelajaran berlangsung mengalir tanpa banyak kendala. Program demi program yang direncanakan satu persatu terlaksana dengan segala kerumitannya. Seperti tahun sebelumnya, memasuki bulan ketiga kemarin disekolah kembali dipercaya oleh salah satu Kampus ternama untuk menerima rekan-rekan mahasiswa lantip belajar disekolah. Hal ini merupakan bentuk kerjasama kemitraan yang sudah terbangun sejak lama. Sebagai salah seorang guru yang berinteraksi secara langsung dengan para mahasiswa seringkali saya dan teman-teman guru dibuat terkejut dengan perilaku mereka.

Kebetulan pada periode sebelumnya, karena jumlahnya tidak terlalu banyak mereka (mahasiswa ppl) dititipkan diruangan saya. Berada dalam satu ruangan tentu saja membuat saya lebih sering melihat aktivitas dan kebiasaan mereka. Saat itu yang paling menonjol adalah perilaku jorok alias kurang menjaga kebersihan dan tidak peduli yang nampak pada hampir semua mahasiswa. Sedangkan untuk periode sekarang, beberapa perilaku kurang pantas ditampilkan didalam kelas oleh beberapa mahasiswa. Ada yang dikelas berhias sambil membersihkan komedo diwajah, mengumpat dengan nama binatang bahkan duduk diatas meja siswa sambil asyik bermain gawai padahal ada siswa didalam kelas alias dalam jam pembelajaran.

Hal ini sangat memprihatinkan bagi saya pribadi. Meskipun sekarang era merdeka mengajar, tetapi menurut pendapat saya, tidak selayaknya seorang guru yang mestinya dapat menjadi teladan bagi anak didiknya menunjukkan perilaku demikian. Berhubung saya bukan guru pamongnya, saya hanya dapat menyampaikan kepada yang bertanggungjawab yaitu guru pamong untuk menegur hal tersebut. 

Dalam hati saya bertanya,"apakah sekarang jamannya begini ya modelnya seorang guru?". Muncul keresahan didalam hati, jika merdeka belajar mengusung profil pelajar pancasila yang muaranya terbentuknya karakter mulia pada murid, kenapa calon gurunya kurang menunjukkan karakter yang diharapkan?. Atau saya pribadi yang terlalu berlebihan dalam memandang sebuah perilaku yang ditampilkan?. 

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang harusnya bisa menerapkan nilai among, bentuk perilaku yang ditampilkan mahasiswa lantip ini jelas jauh dari harapan. Mestinya semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula budi pekerti yang menyertai. Namun, kenyataan yang ada didepan mata tidak seindah harapan yang ada. Kemerdekaan dalam belajar dan mengajar pada kenyataannya belum  disertai kemerdekaan akan keteladanan. Jika kemudian hasil yang diharapkan dari gegap gempitanya dunia pendidikan kita belum dapat dipetik dengan indah, mungkin kita harus belajar lagi membenahi beberapa hal mendasar terkait perilaku dan kesantunan dari calon pendidik dan para pendidiknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline