Setiap pengetahuan akan menguatkan pembelajar melalui tantangan. Ungkapan ini benar adanya. Saya sebagai salah seorang peserta dalam program guru penggerak benar-benar merasakannya. Pada saat mulai belajar tentang strategi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran (modul 3.1), maka pada saat itu juga ada tantangan yang harus saya kalahkan.
Dalam modul 3.1 ini saya belajar banyak hal mulai dari situasi yang acap kali ditemui dalam proses pembelajaran ataupun situasi di sekolah, berbagai paradigma dilema etika juga prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengujian keputusan.
Secara bersamaan, disekolah saya dihadapkan pada situasi dilema etika yang sempat membuat diri saya merasa tidak nyaman. Situasi dimana saya harus menjaga keadaan yang kondusif disekolah, ketika ada perbedaan pemahaman antara Kepala Sekolah dengan rekan CGP mengenai pelaksanaan aksi nyata jangka pendek.
Keduanya mempunyai pendapat yang benar terkait aksi nyata tersebut, tetapi disatu sisi saya juga memahami bahwa semestinya aksi nyata ini hendaknya merujuk pada kesepakatan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya, seperti pendapat rekan CGP.
Rekan CGP setengahnya menganggap saya kurang jelas dalam menyampaikan terkait kesepakatan sebelumnya. Meskipun tidak sepenuhnya salah tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah, tetapi pada akhirnya menimbulkan kekecewaan pada rekan CGP tersebut.
Menghadapi situasi semacam ini, saya tidak bisa tinggal diam saja. Setelah mempertimbangkan dengan seksama, saya memilih prinsip ends based thinking dan menggunakan paradigma truth versus loyalty. Ends Based Thinking menjadi pilihan karena saya lebih memikirkan kepentingan banyak orang yang akan terdampak pada keputusan ini.
Banyak orang karena melibatkan warga sekolah secara keseluruhan. Sedangkan paradigma kebenaran lawan kesetiaan, mengingat dalam peristiwa ini ada dua pendapat yang sama-sama benar dan diujinya rasa kesetiaan kepada pimpinan maupun teman sejawat.
Dengan bekal pengetahuan dari belajar modul 3.1, saya dapat lebih mudah mengambil keputusan untuk dapat mengatasi situasi dan kondisi yang menjadi sedikit tegang disekolah. Keputusan yang saya lakukan adalah menyampaikan ketidaknyamanan rekan CGP tersebut kepada Kepala Sekolah secara baik-baik.
Beruntung kepala sekolah sangat memahami situasinya dan memberikan kesempatan kepada kami untuk melanjutkan program yang telah direncanakan sebelumnya. Melalui praktik baik inilah saya menjadi semakin paham akan penerapan 4 paradigma dilema etika serta 3 prinsip pengambilan keputusan dalam keseharian. Salam Merdeka Belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H