Seru, itu adalah kata yang tepat menurut saya untuk menggambarkan proses belajar sebagai seorang calon guru penggerak. Apalagi setelah sampai di modul 3. Banyak hal baru yang saya dapat ketika mulai mempelajari modul yang esensinya tentang leadership atau kepemimpinan. Dalam modul ini dikupas banyak hal tentang bekal bagi seorang pemimpin pembelajaran.
Ada beberapa istilah yang bagi saya baru dan baru saya ketahui disini. Misalnya saja Dilema Etika dan Bujukan Moral. Kedua istilah ini sangat sering disebut disepanjang perjalanan belajar tentang kepemimpinan dalam pembelajaran. Dan pada kenyataannya, hal itu merupakan fakta yang sejatinya sering saya jumpai sebagai seorang guru.
Berkali-kali harus menjumpai murid yang bermasalah baik dengan peraturan sekolah, dengan teman ataupun guru yang tidak jarang membuat saya harus berpikir keras untuk mengambil keputusan yang tepat. Disamping itu, dalam situasi hubungan sosial tidak jarang saya dihadapkan pada situasi bujukan moral yang ketika saya memilih untuk menegakkan kebenaran saya harus siap dengan resiko yang tidak menyenangkan.
Belajar modul 3.1 ini menjadikan saya lebih kaya pengetahuan akan nilai kebajikan yang dapat dijadikan rujukan untuk mengidentifikasi situasi yang sedang saya hadapi, apakah masuk kategori dilema etika atau bujukan moral. Selanjutnya, saya juga dapat melihat 4 paradigma dilema etika yang menyertai situasi tersebut. Kemudian, saya dapat mempertimbangkan keputusan yang akan saya pilih dengan melihat tiga prinsip pengambilan keputusan yang tentunya didukung dengan 9 langkah pengujian. Langkah yang merupakan penuntun baik sebelum memutuskan keputusan yang diambil ataupun sebagai bentuk evaluasi dari keputusan yang dijalani.
Materi yang disajikan dalam modul 3 ini, sangat menarik dan mudah untuk dipahami karena dapat mendorong saya untuk lebih bijaksana dalam menentukan sikap ataupun mengambil keputusan pada situasi yang mungkin kurang menguntungkan. Tiga hal yang perlu dicatat dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran adalah bahwa keputusan tersebut merupakan keputusan yang berpihak pada murid, bertanggungjawab dan tetap menjunjung tinggi nilai kebajikan universal. Terus belajar dan berproses untuk lebih terampil menerapkan strategi pengambilan keputusan yang tepat dalam situasi yang mungkin kurang menguntungkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H