Sebuah tugas yang spesial yang harus dikerjakan minggu ini melalui LMS di program guru penggerak. Menurut saya spesial karena tugas ini mendorong saya untuk lebih kreatif dalam menemukan ide perubahan dilingkungan tempat saya mengajar. Bukan perubahan yang besar, tetapi mengawali dari perubahan kecil dari diri dan yang berarti. Saya memilih ide tentang inklusi, karena kebetulan sudah dua tahun ini menjalankan program inklusi. Walau sudah dua tahun pelajaran, tetapi jujur kami masih butuh penguatan baik itu terkait pengetahuan juga tentang teknis operasionalnya mengingat murid inklusi yang masuk disekolah kami cukup bervariasi.
Dengan kondisi tersebut perlu disusun program yang jelas dan mudah dilaksanakan tentunya. Sayangnya, pengetahuan kami tentang program inklusi belum cukup memadai. Baru beberapa orang saja yang pernah mengikuti pelatihan terkait hal tersebut. Selain itu ketersediaan guru pendamping khusus dari dinas juga tidak ada. Kami harus mau belajar secara mandiri melalui berbagai forum pelatihan secara daring karena pelatihan dari dinas pendidikan sangat terbatas. Berbekal pengetahuan yang tak seberapa kami berupaya untuk tetap memberikan pelayanan optimal bagi anak-anak kategori inklusi.
Bukan hal yang mudah untuk dilakukan, mengingat tidak semua guru disekolah saya bisa memahami apa itu inklusi dan bagaimana sebaiknya memperlakukan anak-anak inklusi. Dan membongkar nilai yang tertanam sejal lama merupakan pekerjaan rumah utama yang harus diselesaikan agar program yang hendak dijalankan dapat mencapai tujuan. Menjalin komunikasi yang efektif untuk menularkan pemahaman positif tentang inklusi saya lakukan secara gerilya. Saya percaya pada saatnya nanti ketika semua unsur disekolah telah memahami dan dapat menerima dengan lapang hati, maka program inklusi ini bukan hal yang asing lagi dan akan berbuah indah.
Pengalaman berbagi tentang pengetahuan terkait inklusi dan terus bergerak untuk menerapkan pengetahuan dalam bentuk aksi nyata menjadi senjata ampuh bagi saya untuk dapat melayani murid inklusi dengan sepenuh hati. Anak yang tunda daksa ringan maupun yang mengalami gangguan psikososial dapat mendapatkan ruang untuk tunbuh dan berkembang dengan nyaman. Dan yang membahagiakan adalah mereka dapat meningkatkan kepercayaan dirinya sehingga lebih semangat berproses untuk dapat menguasai keterampilan hidup mandiri dan bertanggung jawab. Pencapaian demi pencapaian mesikpun kecil bobotnya tetapi bermakna luar biasa bagi saya. Perwujudan keberpihakan pada murid seiring telah kami lakukan melalui program sekolah inklusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H