Media merupakan agen penyebaran arus informasi yang menyeluruh. Namun saat ini media dijadikan sebagai alat yang kuat untuk menarik simpati dan dukungan rakyat maupun sebaliknya. Setiap media memiliki tujuan yang hampir sama dalam keterlibatannya memberitakan isu-isu politik kepada khalayak. Dikarenakan isu-isu seputar politik direpresentasikan sebagai produk nomor satu dan dapat menarik minat masyarakatuntuk menyaksikannya. Mereka membangun perspektif yang telah di interpretasi sebelumnya dengan tujuan untuk mendapatkan persepsi khalayak kepada elit politik tentang keterpercayaan, keahlian, daya tarik, extroversion, composure, dan kharisma.
Sehingga media diberi tugas dalam mengemas identitas untuk mengangkat popularitas dan mendongkrak citra elit politik menjadi citra yang diharapkan oleh konstituen atau pihak-pihak yang berkepentingan. Hal itu tidak terlepas dari aktor-aktor pengendali didalamnya seperti wartawan, gatekeeper, bahkan pemilik media tersebut. Semua itu dilakukan agar mendapatkan pengakuan dari khalayak dan khalayak merasa yakin untuk memilih dan mendukunng elit politik tersebut sebagai kandidat yang tepat.
Media saat ini juga dijadikan sebagai alat untukmenaikkan figur tertentu dan juga menjatuhkan figur tententu sebagai lawan politiknya. Misalnya saja pemberitaan politik mengenai Jokowi di dua media dengan kepemilikan dan kepentingan-kepentingan berbeda didalamnya yaitu situs pemberitaan Okezone.com milik Hary Tanoe (politisi Hanura) dan Detik.com yang merupakan best-partner kubu Jokowi.