Pada saat ini, sumberdaya di sektor pedesaan memiliki keadaan yang bias dibandingkan di perkotaan. Kebijakan pemerintah yang menitikberatkan pembangunan di perkotaan memunculkan problematika tersendiri. Sementara pembangunan di pedesaan yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah agar pemerataan pembangunan dapat tercapai. Pembangunan di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan sudah seharusnya adil dan merata agar tidak adanya ketimpangan sosial, lingkungan, dan ekonomi pada setiap keluarga dimanapun mereka tinggal.
Sumberdaya di pedesaan cenderung kompleks baik dari segi sumberdaya alam maupun manusia. Sumberdaya manusia tentunya memegang peran penting dalam pembangunan. Salah satu kategori usia dalam sumberdaya manusia yang menjadi perhatian bersama adalah pada kategori lanjut usia yang biasa disebut lansia. Lansia di daerah pedesaan memiliki permasalahan yang bervariasi seperti masalah sosial budaya yaitu urbanisasi, banyak ditemukan para lansia cenderung hidup sendirian tanpa bantuan anak ataupun cucu. Di samping itu, masih terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan dan sarana penunjang bagi lansia juga menimbulkan permasalahan yang krusial.
Keluarga hadir di tengah lansia guna memberikan dukungan baik secara moril maupun riil, terlebih keluarga merupakan tempat pertama bagi anggota keluarga dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Indonesia memiliki populasi usia lansia yang cukup memadai, hal ini dibuktikan dengan proporsi jumlah lansia terhadap total penduduk sebesar 10,7%. Ketersediaan sumberdaya manusia usia lansia ini tentunya memunculkan dua sisi apakah membawa kebermanfaatan atau tidak memberikan kontribusi apapun.
Manajemen sumberdaya keluarga merupakan salah satu penerapan yang penting dalam kehidupan keluarga. Manajemen sumberdaya keluarga diartikan sebagai penggunaan sumberdaya keluarga dalam usaha atau proses untuk mencapai suatu tujuan yang dianggap penting oleh keluarga untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya melalui kegiatan suami, istri, anak-anak, dan anggota lainnya. Terdiri empat faktor yang mempengaruhi manajemen sumberdaya keluarga yaitu; kompleksitas kehidupan keluarga, stabilitas/ketidakstabilan keluarga, peran dan perubahan keluarga, serta teknologi. Adanya manajemen keluarga pada masyarakat lansia sangat berpengaruh pada kesejahteraan keluarga dan lingkungannya.
Keluarga lansia adalah kelompok orang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan. Biasanya para lansia ini akan cenderung lebih sensitif yang membutuhkan perhatian yang khusus. Keluarga yang tinggal di daerah perdesaan biasanya lebih dekat dengan tetangga di sekitar tempat tinggalnya. Karena itu banyak lansia yang akhirnya memutuskan untuk menikmati masa tua mereka di desa, jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang padat.
Lingkungan menjadi faktor yang sangat penting bagi keluarga, terutama untuk lansia. Karena pada saat semakin berumur dan mengalami penuaan, para lansia akan kembali menjadi seperti anak kecil, dimana hal itu tentu saja membutuhkan pengawasan dan perhatian yang lebih. Kondisi lingkungan yang baik dan nyaman sangat menjadi hal yang perlu ditekankan untuk kesehatan lansia. Dengan menciptakan lingkungan yang ramah untuk lansia akan mendorong produktivitas lansia dalam kehidupan kesehariannya.
Pada wilayah perdesaan biasanya lansia lebih banyak berkomunikasi melalui aktivitas lingkungannya dan turut serta dalam kegiatan yang diadakan di desa, seperti kerja bakti, gotong royong, kegiatan desa, ataupun acara-acara yang diadakan di desa. Hal tersebut dikarenakan perdesaan yang sangat identik dengan paguyuban (gemeinschaft) karena adanya loyalitas berdasarkan kedekatan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, para lansia lebih memilih untuk tinggal di wilayah perdesaan yang kurang memadai fasilitas untuk lansia, namun kondisi lingkungan yang terjamin dan ramah untuk lansia (Astina, 2022).
Dalam menentukan pengaruh tingkat sumberdaya lingkungan dan kesejahteraan keluarga lansia di perdesaan, kami mewawancarai beberapa lansia di perdesaan mengenai kenyamanan mereka tinggal di perdesaan, khususnya pada keadaan lingkungan sekitar dan kesejahteraan mereka. Lingkungan menjadi faktor penting bagi kesehatan dan mempengaruhi tingkat produktivitas lansia yang didukung oleh hasil wawancara yang telah kami lakukan. Lingkungan yang sehat dengan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai menjadi daya dukung kesejahteraan keluarga lansia di pedesaan.
Di sisi lain, terdapat pengaruh internal dari suatu wilayah tersebut seperti dinamika antara negara maju dengan berkembang yang memiliki ketimpangan dalam kondisi negaranya. Kondisi ini tentunya berdampak langsung pada keberlangsungan masyarakat. Ketidaksetaraan dalam akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan di berbagai negara dapat menghasilkan ketidaksetaraan yang lebih besar dalam kesejahteraan lansia di pedesaan. Selain itu, faktor seperti kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan, dan aksesibilitas ke fasilitas perawatan kesehatan juga dapat memengaruhi kualitas hidup lansia di perdesaan. Pentingnya lingkungan yang sehat dan infrastruktur yang memadai tetap menjadi faktor kunci dalam mendukung kesejahteraan keluarga lansia di pedesaan.
Masyarakat lansia harus lebih diperhatikan serta dipenuhi segala sarana yang dibutuhkannya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, diperlukan semua pihak untuk membantu dan mendukung dalam keberlanjutan kehidupan masyarakat lansia. Seperti upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya dalam mengatasi tantangan internal dan eksternal yang dihadapi. Terutama keluarga pada usia senja, mereka cenderung untuk tetap melakukan aktivitas dan berinteraksi sosial dengan lingkup lingkungannya. Mereka masih aktif melakukan aktivitas dan interaksi sosial serta lingkungan karena dengan melakukan hal tersebut dapat mengurangi rasa stress dan membantu menjaga kesehatan dari para lansia. Dalam beberapa hal, masyarakat lansia juga menjadi poros utama dalam keberlanjutan hidup masyarakat lain.
Program Studi Ilmu Keluarga dan Konsumen