Lihat ke Halaman Asli

Curhatku Tentangnya

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entahlah belakang ini kurasakan hal sangat sangat dan sangat berbeda dari sebelumnya. Tatapan mata yang dulu dapat menenangkanku, tapi tak lagi kurasa. Perhatian-perhatian kecilku untuknya kusadari bahkan hampir benar-benar hilang. Pertanyaan-pertanyaan yang tak penting yang dulunya dinanti-nati dan sekarang berubah menjadi emosi. Apakah ini tandanya bahwa “kadar cinta” milikku untuknya semakin dan bahkan tlah luntur? Apa aku tlah bosan padanya? Apa aku berubah? Apa ada pengganggu? Atau apalah aku tak mengerti.

Selama hampir 2 tahun kami bersama, barulah kali ini bertengkar hingga tak ada sapaan-sapaan manis, perhatian-perhatian kecil, apalagi candaan-candaan yang membuat kami sama-sama terbahak walau sekedar via whatsapp selama 3 hari. Hanya kaarena aku yang mementingkan egoku, tersibukkan dengan hal baru, dan tak bisa memanage atau mengimbanginya. Sehingga begitu sensitifnya aku terpancing emosi yang padahal dia (kekasihku) itu berniat menghiburku. Apa karena aku terlalu lelah dan dia datang di waktu yang tidak tepat?

Tanpa kusadari aku yang memutuskan hubungan dengannya. Yang padahal sama sekali tak ada niat untuk pergi darinya. Aku sayang dia, apalagi dia yang begitu sangat menyayangiku. Lantas mengapa aku melakukannya? Seolah-olah aku takkan lagi memperdulikannya, membutuhkannya, menyayanginya. Aku terjebak!!! Aku terjebak oleh perkataanku sendiri. Bagaimana ini? Rasanya segan untuk mengatakan sayang kembali walau di sisi lain dalam hati selalu berteriak memanggil namanya bahwa aku ingin selalu bersamanya, dan aku begitu merindukannya.

HANAAAN!!! I MISS YOU, I’M STILL AND ALWAYS LOVING YOU :(

Dan kini aku benar-benar terjebak dan tersiksa akan apa yang sedang kurasakan. Semua rasa bercampur menjadi satu. Tak dapat kupungkiri, aku begitu merindukannyai. Dia yang bawel, dia yang perhatian, dia yang selalu mengingatkanku makan, dia yang cemburuan, dia yang sentimen. Ah!!!

Teringat akan pesannya pada suatu hari ketika aku sedang kesal pada suatu hal dan dia berkata, “Sabar ya sayang, suatu hari kita bakal kangen sama apa yang bikin kita kesel hari ini entah kapanpun itu.. ;)”. Oh Tuhan, aku benar-benar merindukannya. Adakah pintu maafnya untukku? Akankah terus dia menyayangi aku yang sering kali membuatnya kecewa?

Benar-benar bodohnya aku mengabaikan orang yang begitu sebaik, sesayang dan sesetia sepertinya. Bahkan aku menyuruhnya untuk mencari yang lain. Bagaimana jika hal itu benar-benar terjadi? Masih mampukah aku menahan air mataku?

Malam ini, tak ada bedanya dengan kemarin, “berantem lagi”.. Bete!! Kubuka laptopku dansekedar menengok-nengok dokumen, kutemukan file bernama “My Love” dan “Our Story” maka kubukalah file itu. Daaaaaaann seketika air mataku menetes begitu saja saat penayangan movie itu. Dan kini pelipisku telah basah dan mataku lebam dalam sekejap. Inikah yang namanya “Rindu yang Sebenarnya”?

Kurasakan rindu yang benar-benar dalam, rindu akan semua tentangmu Hananku :”)

Forgive Me.. I’m too Loving You..

I hope You always fine like everyday you spent your time together with me. Eventough I don’t beside You and I don’t say l Love You now, but I always looking for “how you now” behind You.

Indeed, I know that why You never believe that I don’t Love You again. Because You feel everything that I feel for You.

Love You so much.. Miss You.. We’ll meet soon Han ;)

--When I really Miss You--




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline