Lihat ke Halaman Asli

Anita Godjali

Seorang guru dan ibu rumah tangga

Waspadai Aplikasi Rahasia!

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Lega Berbagi Rahasia” demikian judul artikel rubrik PIRANTI (KLASS A) di Harian Kompas, Jumat,18 Juli 2014. Dalam artikel iniArio Pratomo penulis yang membagikan pengalamannya berkisah tentang dua aplikasi gadget yang bernama Secret dan Lega Talk. Kedua aplikasi ini akan memiliki fungsi yang sama dengan aplikasi jejaring sosial lainnya seperti Twiter, Face Book, Line dll, tetapi di kedua aplikasi tadi memiliki rahasia yang terjaga.

Apa yang dipaparkan dalam penggalan artikel di atas, tak lain sebagai bukti perkembangan teknologi informasi. Tentu suatu hal yang membanggakan, apalagi kalau kita perhatikan perkembangan teknologi informasi satu dasa warsa terakhir ini luar bisaa. Bahkan boleh kita katakana revolusi informasi telah terjadi dekade belakangan ini. Berbagai penemuan teknologi komunikasi telah diluncurkan baik yang bersifat global maupun yang masih bersifat regional. Cara-cara tersebut membuktikan bahwa generasi muda semakin kreatif dan berusaha menemukan inovasi-inovasi baru seperti halnya penemuan dua aplikasi Secret dan Lega Talk.

Penasaran

Ario Pratomo mengatakan bahwa kedua aplikasi ini cukup membuat penasaran para pembacanya. Pasalnya yang akan kita baca dalam tulisan tersebut bukan rahasia orang lain secara acak tetapi merupakan teman-teman sendiri. Anehnya kita tidak akan tahu rahasia siapa yang baru saja kita baca.

Konon kedua aplikasi dirancang untuk mengondisikan kita agar tidakmerasa bersalah ketika berbagi. Kita akan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk membagikan apa yang sedang kita rasakan dari sisi pribadi yang paling dalam. Sesuatu yang sangat rahasia yang tak pernah diketahui oleh orang-orang terdekat kita seperti halnya orang tua, suami, istri, maupun sahabat kita. Tentu ini menjadi suatu peluang dan kesempatan yang luar bisaa bagi orang-orang tertentu. Aplikasi yang menarik dan menggoda bagi kita warga yang senang bergosip. Bayangkan saja dampak yang sering terjadi saat kita mengunggah hal-hal yang bersifat rahasia di jejaring yang kita kenal selama ini. Tak jarang banyak orang sering mendapat makian dan hujatan dari banyak pihak. Sementara, di sini kita akan aman dan bebas tak akan ada yang menginterfensi.

Siapa pun orang yang membaca rahasia kita tidak akan pernah mengetahui siapa kita. Bahkan dalam ilustrasi ini Ario Pratomo menuliskan, “Orang itu tidak akan tahu bahwa kita mungkin belum mandi saat berangkat ke kantor, diam-diam menaksir atasan, atau ternyata berpura-pura puasa demi menghadiri buka puasa bersama di rumah makan mewah, misalnya. Tidak akan ada yang tahu, mungkin hanya kita sendiri dan Tuhan yang tahu sebenarnya.”

Memang, dewasa ini media sosial menjadi tempat pelarian di saat kita memiliki berbagai problema. Jejaring sosial seolahmenjadi teman paling mengerti dan memahami setiap persoalan hidup. Banyak orang tidak menyadari bahwa semua itu hanya sebagai kamuflase. Namun, kenyataan ini menyadarkan kita betapa kekhawatiran berbagai pihak terhadap dampak jejaring sosial sudah semakin kasat mata.

Anti Sosial

Selama ini berbagai pertanyaan sering muncul tentang dampak kemajuan teknologi terhadap perkembangan psikologi seseorang. Sebagian masyarakat kita yang sudah lemah kemampuannya bersosialisasi akan semakin tertinggal. Mereka akan lebih sibuk bermain dengan gadget daripada harus bersosialisasi dengan orang di sekitarnya. Nah, ini merupakan salah satu bukti dampak penggunaan gadget dengan berbagai aplikasinya yang akan mengakibatkan seseorang menjadi anti sosial. Bagaimana dengan penambahan dan penemuan aplikasi baru ini? Menurut saya, pengguna aplikasi baru ini bisa semakin anti sosial. Bagaimana tidak? Orang di sini tak lagi mempercayai satu sama lain. Bahkan orang yang terdekat sekali pun tak lagi dipercayainya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana cara bersosialisasi orang-orang seperti ini. Ketika orang tak lagi percaya dengan orang-orang di sekitarnya, pasti yang ada nantinya adalah kecurigaan dan kemunafikan. Secara psikologis aplikasi ini mendorong orang-orang yang anti sosial menjadi semakin eksis yang pada kenyataanya itu justru sangat berbahaya.

Meresahkan

Berbagi rahasia, penawaran yang menarik tetapi bisa jadi nantinya justru akan sangat meresahkan. Jika aplikasi ini menjadi pilihan masyarakat kita, tentunya menjadi hal yang perlu kita waspadai. Mungkin sajadan sepertinya ini yang akan terjadi, meskipun mereka berteman tetapi bukan saling mendukung, tetapi justru semakin menyudutkan dan menghacurkan melalui komentar yang ditulisnya. Curhat secara rahasia pada mulanya dianggap sebagai sarana menuangkan uneg-uneg yang mengganjal agar plong. Namun, bisa jadi hal itu justru menjadi sebaliknya tergantung tingkat kedewasaan berpikir seseorang. Rahasia yang diunggah bisa jadi meresahkan pihak lain karena tidak menuntut pertanggungjawaban secara moral bagi yang menulisnya. Memang, ketika sebuah informasi tak lagi ada yang mempertanggungjawabkan, tentu itu bisa menjadi sampah yang tak perlu diapresiasi. Namun, yang sering terjadi di masyarakat kita tidaklah sesederhana itu. Kita bayangkan saja, jika yang saling berbagi itu sesama orang dewasa mungkin tidak akan menjadi masalah. Setidaknya, orang dewasa akan bisa menyikapi sebuah rahasia yang dibacanya secara dewasa pula. Namun, pernahkah Anda membayangkan jika aplikasi tadi digunakan oleh para remaja atau anak-anak? Karena pada kenyataannya setiap aplikasi bisa diakses oleh siapa pun pengguna teknologi.

Secret berkata “Speak freely”, dan Lega Talk berkata”Don’t Be shy”.Suatu nasihat agar kita tidak perlu lagi malu-malu berbiacaa walau harus tetapdengan batas. Suatu cita-cita yang baik dan berusaha menjembatani orang-orang yang kurang pergaulan atau tertutup. Akan tetapi, kita juga harus ingat berbagai aplikasi yang sudah lebih dahulu beredar dan sudah menjadi sarana komunikasi umum pun saat ini masih sering menyebabkan suatu perpecahan. Pernahkah kita bayangkan aplikasi yang baru ini bisa menjadi mala petaka bagi generasi muda?

Pembohong

Karakter pembohong mungkin saja bisa terjadi pada para remaja di masa yang akan datang. Alasannya tak lain karena mereka mempunyai kesempatann dan peluang untuk menyalurkan kebohongannya melalui media Secret ini. Bisa saja seseorang mengarang cerita untuk mencari simpati kepada pihak lain. Ketika mereka mengungkapkan semua itu ia akan mendapat berbagai tanggapan dari teman-temannya. Saat berbagai tanggapan yang diterima dapat menyenangkan hatinya ia bisa saja mengarang cerita yang berbeda yang seolah suatu perasaan hati dan bila ia kembali mendapat tanggapann sesuai harapan ia akan melakukan lagi dan lagi.Sebuah mata rantai kebohongan tak akan pernah ada habisnya. Secara tidak langsung jaringan ini bisa mendidik anak menjadi seorang pembohong.Ini pemikiran secara sederhana saja.

Kekhawatiran

Lebih lanjut Ario Pratomo memaparkan, “ Secret memang hadir lebih dulu dan pergerakannya di Amerika. Sementara Lega Talk kononmerupakan buatan Creative Hot House yang berbasis di kota Jakarta. Kedua aplikasi ini kabarnya akan bisa di jumpai di IOs dan Android. Dengan demikian siapa saja akan bisa mengakses dan membuat akun di kedua aplikasi ini? Nah, yang menjadi pertanyaan saya ada apakah aplikasi luar ini begitu menarik sehingga harus diboyong ke Indonesia? Masalah ini cukup mengingatkan kita pada kasus penyadapan berbagai informasi penting bahkan yang bersifat rahasia Negara bisa bocor ke pihak lain.

Aplikasi ini akan sanggup menyimpan identitas kita secara rapi, hingga kita yang sudah berteman pun tak akan mudah mengenal jati diri sesame pengguna. Namun tentunya, walaupun sesama pengguuna tidak saling mengenal bukankah ada pihak yang mengenal betul identitas pengguna jaringan Secret ini? Setidaknya pengelola server atau admin dari jaringan ini akan sangat mengenal dan bisa melacak siapa orang yang telah tergabung dalam jaringan tersebut. Permasalahannya mungkin kita yang orang awam memang akan berkata buat apa, penting?

Sedikit pemikiran “liar” saya,,mungkinkah jaringan ini sebenarnya hanya sebuah pancingan dari seorang intelegen untuk mengorek suatu data? Menurut saya mungkin saja, hal ini dilakukan agar orang dengan latah bergabung dengan jaringan ini seperti halnya ketika orang mau bergabung ke Twiter dan Facebook. Tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang ingin mengorek sesuatu dari oknum tertentu karena ia merasa bahwa di sini tempatnya orang mengungkap seluruh rahasia kita. Dengan dalih semua data akan tersimpan secara rapi maka orang tidak pernah berpikir kalau di balik seluruh rahasia itu tetap ada pengelola yang akan menyimpan seluruh data pribadi kita. Suatu hal yang tentunya perlu kita waspadai, dan tidak ada salahnya kita sedikit skeptis dengan perkembangan teknologi yang kadang bisa menjadi bumerang dan menjerumuskan kehidupan kita. (Mungkin saya saja yang terlalu paranoid.)

Tentu cukup alasan untuk menghubungkan aplikasi ini dengan kasus-kasus persekongkolan. Masih segar dalam ingatan kita tentang penyadapan pembicaraan delegasi Indonesia yang diunggah di media Autralia. Bayangkan saja rahasia Negara saja bisa bocor ke pihak lain karena adanya penyadapan yang menggunakan alat canggih. Mungkin saja aplikasi ini sebenarnya memiliki motivasi mengorek rahasia tertentu yang bisa digunakan untuk kepentingan tertentu pula. Semoga saja ini hanya kekhawatiran seorang ibu yang berpikir tentang anak-anaknya yang tumbuh menjadi anak zaman di era digital. Salam-AST

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline