Lihat ke Halaman Asli

Anita Yuniar

Mahasiswi

Analisis Unsur Instrinsik Puisi "Aku, Kau, dan Corona"

Diperbarui: 22 Juli 2021   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Puisi corona karya Zamzam nurhuda :

Aku dan Kau Corona
Corona...
Aku mahluk Tuhan kau pun mahluk Tuhan
Aku berdiam diri kau berulah kejam
Aku manusia kau ingatkan pentingnya kemanusiaan
Aku berjuang sehat kau harus hilang di permukaan dalam
Aku menangis apakah kau senang dala pendertiaan
Aku sehat apakah kau akang menghilang di panggung alam
Corona...
Aku heran, mengapa bumi bumi begitu terang
Aku senang berkatmu manusia sadar memandang
Aku manusia betapa angkuh dengan pikiran cemerlang
Aku manuisa betapa sombong dengan bentuk sanjungan terang
Aku manusia betapa lupa munajat sembahyang
Aku manusia sadar dengan umur yang tidak panjang
Corona...
Kau mahluk, bersahabatlah dengan ku yang lemah Iman
Kau hidup, aku mati gaya dipanggung persandiwaraan
Kau senang, aku ada dalam drama penertitaan
Kau berjalan-jalan kami terpenjara di pemukiman
kau melayang kami singgah di pedalaman
Kau mati, semoga kami sadar akan cobaan
 
Corona...
Aku dan kau adalah kisah nyata dari Tuhan
Kau terhadapku membawa hikmah untuk ketakwaan
 
Garut, 12 April 2020

Analisis unsur instrinsik dalam puisi aku dan kau corona karya zam-zam nurhuda :

1. Tema
tema yang dijadikan dalam puisi aku dan kau corona diatas bertemakan pengharapan agar hilangnya makhluk hidup yang membuat resah masyarakat setempat yaitu karena adanya sebuah wabah virus yang memberikan banyak pelajaran sehingga tidak sedikit orang-orang yang mengharapkan virus ini balik ke asal mereka.

2. Rasa dan Nada
Adapun rasa yang terdapat dalam puisi aku dan kau corona adalah pasrah, pengharapan, sinis, serius, serta penyinggungan
tergambarkan dalam teks berikut:
protes, cercaan,dan keegoisan manusia
Mengingatkan kepada ketaqwaan tuhan

3. Perasaan
Perasaan yang terkandung dalam puisi ini merupakan puisi yang menjiwai kesedihan, dan tercekam.

4. Pesan atau amanat
Pesan atau amanat yang terkandung dalam puisi tersebut ditujukan hikmah untuk masyarakat akan mengingat tuhan mungkin tuhan rindu akan kedekatan kita kepadanya maka tuhan pun mengirim makhluk tak kasat mata ini upaya menegur hamba-hambanya yang sudah lalai kepadanya agar memberikan dampak positif bagi kaumnya.

5. Majas
Berikut beberapa Majas yang terdapat dalam puisi diatas antara lain:
Majas Hiperbola Memberikan kesan berlebihan terhadap kenyataan.
Corona...
Aku heran, mengapa bumi bumi begitu terang
Aku senang berkatmu manusia sadar memandang
Aku manusia betapa angkuh dengan pikiran cemerlang
Aku manuisa betapa sombong dengan bentuk sanjungan terang
Aku manusia betapa lupa munajat sembahyang
Aku manusia sadar dengan umur yang tidak panjang

6. Diksi
Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi tersebut adalah makna konotasi dan makna denotasi.

7. Rima
Rima yang di gunakan pada puisi diatas merupakan rima kembar yang mempunyai persamaan bentuk bunyi kata dan suku kata yang saling berpasangangan contohnya :
Corona...
Kau mahluk, bersahabatlah dengan ku yang lemah Iman
Kau hidup, aku mati gaya dipanggung persandiwaraan
Kau senang, aku ada dalam drama penertitaan
Kau berjalan-jalan kami terpenjara di pemukiman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline