Program Asistensi Mengajar (AM) yang menjadi salah satu inisiatif Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi kami sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Selama menjalani program ini di SMAS Diponegoro Tumpang (SMADITA) dari 26 Agustus hingga 13 Desember 2024, kami tidak hanya belajar tentang aspek teknis pengajaran tetapi juga merasakan tantangan nyata dunia pendidikan. Berikut adalah pengalaman kami yang terbagi ke dalam beberapa aspek utama.
Sebagai langkah awal dalam kegiatan akademik, kami menyusun modul ajar yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Proses ini melibatkan penentuan Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang selaras dengan kebutuhan siswa. Untuk mendukung pembelajaran, kami membuat media interaktif seperti video, presentasi, dan peta digital. Pengalaman ini mengajarkan kami pentingnya memahami karakteristik siswa dan menyusun materi secara kreatif agar pembelajaran menjadi lebih menarik.
Saat mengajar, kami menerapkan metode inovatif seperti Problem-Based Learning (PBL), Project-Based Learning (PjBL), dan Game-Based Learning (GBL). Metode ini melibatkan siswa secara aktif dan memberikan mereka kesempatan untuk berpikir kritis. Salah satu momen yang berkesan adalah ketika siswa diminta mencari solusi terhadap permasalahan yang kita buat sebagai penugasan. Aktivitas ini tidak hanya mengasah keterampilan berpikir analitis siswa tetapi juga meningkatkan kemampuan kerja sama dan komunikasi mereka.
Selain terlibat dalam kegiatan akademik, kami mendampingi berbagai kegiatan non-akademik seperti Pramuka, English Club, dan Al-Banjari. Keterlibatan ini memberi kami kesempatan untuk mengenal siswa lebih dekat di luar kelas. Kami juga belajar bagaimana memotivasi mereka untuk aktif dalam kegiatan yang mendukung pengembangan karakter.
Kegiatan keagamaan dan partisipasi dalam acara sekolah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas kami di SMADITA. Setiap pagi, kami mengikuti istighosah bersama siswa dan guru, serta mendampingi siswa dalam kegiatan sholat berjamaah, yang membantu memperkuat nilai spiritual sebagai fondasi penting dalam pendidikan karakter siswa. Selain itu, kami juga berperan aktif dalam berbagai acara sekolah, seperti peringatan Hari Guru, Sumpah Pemuda, dan Hari Santri. Melalui keterlibatan ini, kami belajar merancang acara yang melibatkan berbagai pihak di sekolah, sekaligus memahami pentingnya membangun semangat kebersamaan dan apresiasi terhadap budaya sekolah
Salah satu tantangan yang kami hadapi adalah membantu siswa yang kesulitan memahami materi tentang sub bab yang mengharuskan siswa mengilustrasikan. Dengan pendekatan personal dan penggunaan media pembelajaran yang interaktif, kami berhasil membantu siswa tersebut memahami materi dengan lebih baik. Pengalaman ini mengajarkan kami bahwa kesabaran, empati, dan fleksibilitas adalah kunci keberhasilan dalam mendidik.
Selama program ini, interaksi dengan guru pamong, siswa, dan rekan sesama mahasiswa memberikan banyak pembelajaran berharga. Kami belajar tentang pentingnya komunikasi efektif, kerja sama tim, dan kemampuan adaptasi terhadap berbagai situasi di lapangan. Pengalaman ini membentuk kami menjadi individu yang lebih siap menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan.
Program Asistensi Mengajar ini membuka mata kami tentang kompleksitas dan dinamika dunia pendidikan. Kami semakin memahami bahwa menjadi seorang pendidik bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi juga menjadi pendamping yang mampu memotivasi dan membimbing siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka. Pengalaman ini memperkuat keyakinan kami untuk terus berkontribusi dalam dunia pendidikan.
Kami berharap program ini terus dilaksanakan dan dikembangkan agar lebih banyak mahasiswa dapat merasakan pengalaman berharga seperti yang kami alami. Melalui program ini, kami percaya bahwa generasi pendidik yang kompeten, kreatif, dan berintegritas dapat tercipta untuk mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia.