Serial House of The Dragon musim 1 telah resmi berakhir pada Minggu, 23 Oktober 2022 lalu. Serial ini telah berhasil mengobati rindu para penggemar Game of Thrones dengan kisah yang menarik.
Namun tak dapat dipungkiri penggemar fanatik, seperti saya, masih saja menyayangkan beberapa hal dari kisah para warga Westeros itu.
Berikut ini beberapa alasan mengapa House of The Dragon tidak sebaik Game of Thrones. Agar fair, saya soroti dari musim satu saja karena jika dibandingkan dengan keseluruhan Game of Thrones serial House of The Dragon ini jelas masih jauh karena ceritanya belum langkap.
Anggap saja ini curhat penggemar. Karena toh, saya tetap akan nonton musim duanya.
1. Alur cerita terlalu lambat
Serial Game of Thrones memiliki irama yang cepat dan padat. Bahkan tiap merewatch berkali-kali tetap saja ada satu dua hal baru yang baru bisa saya temukan. Satu dua baris kalimat yang bermakna dan membuat cerita semakin jelas.
Berbeda dengan pendahulunya, saya bisa nonton House of The Dragon dengan cukup santai. Jalan ceritanya cenderung lebih lambat, tapi tidak sampai membuat bosan sih. Tetap saja jika sudah terbiasa dengan GoT lambatnya cerita cukup mengganggu.
2. Konflik tidak semenarik Game of Throne
Di musim 1 GoT sudah menyajikan konflik yang sedemikian banyak dan menarik. Dimulai dengan kematian hand Raja Robert Baratheon, perselingkuhan Cersei Lannister, percobaan pembunuhan pada Brandon Stark dan lain lain.
Pergantian kekuasaan Robert Baratheon menimbulkan serangkian peristiwa yang jauh terlihat ujung pangkalnya. Setiap episode membuat penasaran dan ingin segera menemukan jawabannya.
Sedangkan konflik di House of The Dragon terbilang simpel, transisi kekuasaan Raja Viserys Tagaryen dan penyebab terjadinya perang saudara.