Kesehatan merupakan aspek krusial dalam pembangunan berkelanjutan yang diusung oleh Sustainable Development Goals (SDGs). Sustainable Development Goals (SDGs) point ke-tiga, khususnya menekankan pada kesehatan yang baik dan kesejahteraan bagi semua orang di semua usia, termasuk remaja. Remaja adalah orang yang berada pada usia antara 10 hingga 19 tahun32. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014, remaja adalah kelompok usia 10 tahun sampai berusia 18 tahun.
Remaja dimulai pada usia 12 tahun dan berakhir sekitar usia 17 atau 18 tahun29. Remaja memiliki kebutuhan nutrisi yang spesial dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal ini karena pada saat remaja terjadi pertumbuhan yang pesat dan perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan masa pubertas. Remaja merupakan salah satu generasi penerus bangsa yang memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif.
Remaja seringkali menghadapi tantangan dalam menjaga kesehatan, seperti sering mengkonsumsi makanan cepat saji. Makanan cepat saji maupun junk food menjadi populer karena penyajian yang cepat, tersedia secara luas, mudah diperoleh, dan memiliki rasa yang enak. Namun, kebiasaan makan dengan mengonsumsi makanan cepat saji ataupun junk food berlebih akan berdampak buruk bagi kesehatan, baik pada anak, remaja, maupun dewasa.
Makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan gangguan lemak darah atau dislipidemia. Indonesia menempati urutan pertama dalam daftar negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2022. Menurut data IDF, jumlah pasien penderita diabetes di Indonesia mencapai 41,8 ribu jiwa. Total penderita DM tipe-1 dalam rentang usia di bawah 20 tahun di Indonesia mencapai 13.311 jiwa.
Adapun faktor-faktor penyebab perubahan gaya hidup sehat remaja adalah meningkatnya konsumsi makanan cepat saji. gaya hidup yang lebih sedentary, seperti terlalu banyak waktu dihabiskan di depan layar gadget, menyebabkan kurangnya aktivitas fisik yang diperlukan untuk menjaga kesehatan, pola tidur yang tidak teratur dan kurangnya durasi tidur yang cukup dapat mengganggu pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi kognitif remaja.
Masalah kurang kesadaran remaja terhadap pola hidup sehat terjadi, karena edukasi yang memadai tentang gizi, olahraga, dan kesehatan mental. Akibatnya, mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk membuat pilihan hidup yang sehat. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya pola hidup sehat. Penulis merancang inovasi untuk meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya melakukan pola hidup sehat yaitu dengan program GRESSPOL Menu SDG’s ( Gerakan Remaja Sadar Pola Hidup Sehat untuk Menunjang SDG’s). Program GRESPOL Menu SDG’s ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja terhadap pola hidup sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H