Ada istilah bahwa sosial media kita saat ini ibarat belantara hutan. Berbagai informasi yang datang dari mana saja berkumpul menjadi satu. Dan di era perkembangan dunia maya sekarang ini, mendapatkan informasi dari mana saja begitu mudah dilakukan. Tinggal memasukkan keyword yang dibutuhkan ke mesin pencari, maka informasi yang kita butuhkan akan keluar dalam waktu yang singkat. Sayangnya kemudahan teknologi ini justru disalahkangunakan oleh sebagian orang, untuk menyebarluaskan berita palsu. Mereka menggunakan kepandaiannya untuk membuat berita palsu terus beredar, dan terus dikonsumsi masyarakat.
Apa dampak dari semua ini? Masyarakat akan mendapatkan informasi yang tidak valid. Masyarakat akan mendapatkan informasi yang tidak jelas sumbernya. Yang lebih menyedihkan adalah, sebagian informasi tersebut justru diselipkan sentiment keagamaan di dalamnya. Jika masyararakat membaca informasi yang semacam, selain tidak mendapatkan informasi yang tidak valid, masyarakat juga rawan terprovokasi oleh sentiment-sentimen yang dimunculkan. Sudah banyak contoh kasus kekerasan yang terjadi di negara kita, yang dipicu oleh provokasi dunia maya.
Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa terhindar dari informasi yang tidak valid dan penuh hasutan ini? Ada beberapa cara yang mungkin bisa kita lakukan, untuk mengetahui validitas informasi tersebut sebelum kita menyebarkan kepada orang lain. Lihatlah judul dari berita tersebut. Tidak sedikit dari berita palsu alias hoax menggunakan judul yang sangat provokatif. Jika kita mendapatkan judul yang provokatif, coba ceklah di mesin pencari. Apakah media online lain juga menggunakan hal yang sama atau tidak. Melalui mesin pencari itu, kita akan bisa menilai, jika sumbernya jelas, maka medianya yang sengaja menggunakan judul provokatif untuk kepentingan tertentu. Namun jika sumber tidak jelas, maka jelas sekali medianya sengaja menyebarkan berita palsu.
Langkah selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah cek url situs website. Biasanya, situs online yang tidak jelas yang suka menyebarkan berita palsu, belakangnya memiliki alamat url yang berbeda. Seperti .com.de, atau .com.co. Misalnya, alamat situs yang benar adalah liputan6.com. Namun jika situs tersebut tidak benar, belakanya bisa menjadi liputan6.com.de. Hal ini dilakukan untuk mengelabuhi pembaca, karena pembaca kadang tidak begitu jeli dengan hal-hal kecil semacam ini. Kita juga perlu melakukan pengecekan terhadap foto, yang menjadi data pendukung dalam berita tersebut. Pastikan bahwa foto yang dilampirkan foto asli, dan bukan hasil editing. Terkadang naskahnya biasa saja, tapi fotonya sangat provokatif.
Dan langkah yang sederhana tapi sangat penting adalah, gunakan akal sehat ketika membaca berita. Ingat, Tuhan membekali manusia dengan akal dan pikiran. Dengan anugerah ini, manusia bisa membedakan mana yang baik dan benar. Jika akal sehat kita mengatakan bahwa berita tersebut sangat logis, maka informasinya bisa kita percaya. Tinggal langkah selanjutnya melakukan cek dan ricek seperti yang dijelaskan di awal. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H