Lihat ke Halaman Asli

Pancasila dan Realitas Keberagaman Indonesia

Diperbarui: 24 Agustus 2016   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Garuda Indonesia - ockypradikha.wordpress.com

Sudah 71 tahun Indonesia merdeka. Sudah selama itu pula, Indonesia berkembang menjadi negara yang toleran, negara yang menghargai suku, budaya dan keyakinan warga negaranya. Bahkan, Indonesia menjamin dan memberikan kebebasan, untuk memeluk agama berdasarkan keyakinannya masing-masing.  Dalam perkembangannya, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun, negeri ini bukanlah berubah menjadi negara Islam. Karena Indonesia menganut bhineka tunggal ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu.

Keberagaman Indonesia memang merupakan fakta yang tidak bisa dibantah. Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, juga menjadi fakta yang tidak bisa dibantah. Namun, bukan berarti keberagaman yang menjadi karakter negara ini harus dihilangkan. Karena setiap orang dari Aceh hingga Papua, mempunyai karakter yang berbeda. Tidak mungkin seorang Jawa dipaksa berubah menjadi Papua. Begitu juga seorang muslim, dipaksa menjadi non muslim. Atas dasar itulah, para pendiri Indonesia, memutuskan Pancasila sebagai dasar negara. Kenapa? Karena nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, merupakan karakter dari budaya Indonesia.

Dalam sejarah Indonesia, Pancasila merupakan nilai-nilai dasar yang disepakati, untuk menyatukan Indonesia yang multikultur. Nilai-nilai dalam Pancasila, sejatinya telah ada sebelum Indonesia terbentuk. Pancasila merupakan wujud dari pengalaman agama, dalam konteks bermasyarakat dan bernegara.  Dengan mengamalkan Pancasila, secara tidak langsung kita juga mengamalkan nilai-nilai keagamaan. Jelas kiranya, anggapan kelompok radikal yang menyatakan bahwa Pancasila menyalahi aturan agama, ternyata salah total. Ingat, mempercayai adanya Tuhan dan rasa syukur kepada Tuhan, menjadi dasar dalam nilai-nilai Pancasila. Artinya, menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinan, merupakan hal yang mendasar di Indonesia.

Sedari awal, sebelum negeri ini berdiri, kerukunan antar umat sudah ada. Toleransi antar umat juga sudah terjalin. Lahirnya Pancasila, hanya mempertegas bahwa keberagaman itu memang sudah ada. Keanekaragaman itu merupakan anugerah Tuhan. Makanya Bung Karno pernah mengatakan, bahwa Pancasila itu bukan dimunculkan oleh para pendahulu. Karena Pancasila itu merupakan anugerah Tuhan. Para pendahulu hanyalah merangkumnya menjadi istilah yang mudah dipahami. Soekarno juga menyatakan, bahwa Indonesia bukan milik satu orang atau golongan. Indonesia milik semua warga yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

Selama 71 tahun merdeka, Pancasila terbukti bisa merangkul semua pihak, yang penuh dengan aneka ragam tadi. Pancasila terbukti tidak hanya mampu menjadi dasar negara, tapi juga bisa menjadi ideologi bangsa. Kesaktian Pancasila terbukti mampu bisa menangkal semua paham negatif, sepanjang warga negaranya menjalankan nilai-nilai Pancasila. Jika kelompok radikal tidak menginginkan Pancasila, mereka jelas menghendaki ketidakharmonisan di negeri yang penuh keanekaragaman ini. Karena jangan mau meninggalkan nilai-nilai Pancasila, yang sejatinya merupakan nilai yang lahir dari budaya lokal. Yuk, kita sudahi perdebatan Pancasila tidak cocok sebagai dasar negara. Mari lindungi Pancasila kita dari pengaruh-pengaruh negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline