Lihat ke Halaman Asli

ANISYA GUSTIANI

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Jakarta

Membaca Permainan Tradisional Anak Perempuan dalam Meisjesspelen, Naskah Kuno Nusantara

Diperbarui: 25 Oktober 2022   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

    

Eksistensi permainan tradisional dewasa ini mulai melesap seperti obor yang kehabisan minyaknya. Padahal jika kita ulas kembali, permainan tradisional dilahirkan dengan beragam manfaat holistis dan filosofis seperti bermanfaat untuk melatih kemampuan motorik, sensorik, dan interaksi sosial.  Kemudian memiliki makna-makna filosofis, seperti dalam permainan Engklek, yang memiliki makna filosofis, 'seseorang haruslah bersikap gigih dalam usahanya untuk mencapai kekuasaan atau cita-cita yang diidamkan'. 

Ragam informasi sejarah seperti yang dikemukakan di atas dapat kita temukan pada peninggalan benda atau karya tulis yang menyimpan kandungan informasi masa lampau, diantaranya dapat ditemui dalam naskah-naskah kuno. 

Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya tulis yang kaya akan informasi sehingga harus dijaga keutuhan isi tulisannya agar tidak rapuh, rusak dan hilang. Naskah Nusantara ini rupanya tidak hanya tersimpan di Indonesia saja tetapi juga disimpan di luar negeri seperti koleksi naskah-naskah Ir. J. L. Moens yang pernah disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden Belanda. 

Setelah melalui proses pengumpulan bagian-bagian koleksi naskah yang terpencar, terkumpul 254 naskah koleksi Moens yang kemudian diberi catatan sebagai Moens Album yang berisi 30 naskah berilustrasi. Moens Album berisi informasi seputar kebudayaan dan hal-hal yang ada di daerah Yogyakarta pada masa awal abad 20. Naskah ini berisi tentang dongeng, pewayangan, permainan anak-anak, hingga tata cara adat dan istiadat. Dilengkapi ilustrasi berwarna yang menjadi keunikan Moens Album

Naskah Moens Album memiliki 3 naskah yang membahas permainan anak-anak, diantaranya KBG 926 (Jongensspelen) yang berisi deskripsi dan uraian singkat permainan anak laki-laki, KBG 927 (Meisjesspelen) berisi deskripsi permainan anak-anak perempuan, dan KBG 928 (Kaart-en Dobbelspelen) berisi deskripsi jenis permainan kartu dan taruhan yang dapat dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan. Terdapat beragam permainan tradisional untuk anak perempuan yang lahir dari berbagai daerah di Nusantara salah satunya Yogyakarta, yang kemudian diabadikan oleh Ir. J. L. Moens dalam naskah Meisjesspelen (Permainan Anak-Anak Perempuan). 

Meisjesspelen merupakan naskah kuno nusantara yang disusun oleh Ir. J. L. Moens antara tahun 1929 sampai 1930 di Yogyakarta. Naskah 122 halaman ini berisi deskripsi dan ilustrasi dari 85 jenis permainan anak-anak perempuan dan ditulis dalam bentuk prosa menggunakan bahasa dan aksara jawa. Dengan nomor koleksi KBG 927, Meisjesspelen disimpan di perpustakaan nasional republik Indonesia. Meisjesspelen dapat dibaca secara langsung melalui media mikrofilm karena kondisi naskahnya yang sudah mulai rapuh. 

Membaca Meisjesspelen di era distraksi membawa kita untuk melihat gambaran masa lampau yang kental dan kuat tradisi, budaya, dan nilai kebersamaannya. Mendapatkan informasi dari 85 jenis permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak perempuan Yogyakarta pada masa awal abad ke 20 dan terdapat beberapa permainan yang masih dikenal dan dimainkan sampai saat ini, seperti, Lare dolanan anak-anakan jenggelan (gelek jenggel saha tengulan), Angklek, Gamparan Angkling, Keplok Ame-Ame, dan Cublak-Cublak Suweng. Berikut penulis deskripsikan keempat permainan dalam naskah Meisjesspelen;

1. Lare dolanan anak-anakan jenggelan (gelek jenggel saha tengulan)

Permainan ini dimainkan oleh anak perempuan yang baru memasuki usia remaja awal (perawan kecil -- prawan sunit) menirukan orang dewasa yang baru memiliki anak dengan perlengkapan bayi lengkap diantaranya, tempat tidur anak, popok bayi berukuran kecil, lemari kecil untuk tempat popok. 

Anak-anakan tadi diperlakukan seperti bayi, dimandikan kemudian dipakaikan popok dan dibedung, digendong di samping menggunakan selendang kemudian dininabobokan dan ditimang-timang. Suara tangis bayi dibuat oleh anak yang bermain tadi, jika selesai menangis kemudian disayang-sayang, jika sudah agak lama menggendong kemudian ditidurkan dan ditunggu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline