Lihat ke Halaman Asli

Melatih Konsentrasi Anak Usia Dini dengan Bermain Musik Angklung

Diperbarui: 5 Desember 2022   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pada prinsipnya  kebutuhan  anak usia   dini harus sesuai dengan  hakikat  anak,  yaitu  ingin bermain,   bernyanyi,   ingin   tahu,   ingin meniru, ingin mencoba dan jujur. Tujuan   dari   pendidikan   anak   usia   dini adalah untuk membantu dalam mengembangkan    potensi-potensi    yang ada pada diri anak.  Dalam pendidikan anak usia dini  terdapat  aspek-aspek  yang harus    dikembangkan    dan    ditanamkan dalam    diri    anak,    diantaranya  yaitu  aspek agama dan moral, fisik motorik, kognitif,  bahasa,  serta    seni.

Setiap aspek yang harus dikembangkan membutuhkan fokus serta konsentrasi dari anak, namun ada beberapa penyebab yang dapat membuat anak kurang fokus dan konsentrasi. Menurut Robert Dilts dan Jennifer Dilts (2004:7) sulitnya berkonsentrasi dipengaruhi karena 1) seorang anak mempunyai terlalu banyak gangguan dan kekawatiran, 2) Ingin melakukan sesuatu yang lain, 3) Merasa kelelahan, 4) Merasa lapar, 5) Canggihnya teknologi jaman sekarang seperti komputer dan internet serta mainan yang dapat mengganggu konsentrasi anak seperti playstation dan video game.

Untuk meningkatkan konsentrasi pada anak usia dini dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah bermain permainan konsentrasi. Permainan konsentrasi tersebut dapat berupa permainan musik tradisional angklug. Alat Musik Tradisional Angklung adalah alat musik multitonal atau alat musik bernada ganda yang berkembang dalam masyarakat Jawa Barat. 

Alat musik angklung dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan. Bunyi pada angklung disebabkan oleh benturan badan pipa bambu sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil, karena itulah angklung penuh dengan unsur pendidikan, bukan sekedar bermain musik tetapi terdapat proses belajar sambil bermain alat musik.

Bermain alat musik angklung melatih koordinasi antara mata dan juga tangan secara bersamaan dalam satu waktu. Mata digunakan untuk melihat aba-aba yang diberikan oleh konduktor di depan sedangkan tangan digunakan untuk memainkan/menggerakan angklung sesuai nada yang diperintahkan konduktor. 

Apabila dalam permainnaya anak kurang fokus dan konsentrasi dalam koordinasi mata dan tangan maka hasil suara/nada yang dihasilkan kurang indah untuk didengar. Sebaliknya apabila anak konsentrasi dalam koordinasi antara mata dan tangan maka nada-nada yang dihasilkan dari alat musik angklung akan terdengar indah dan lebih enak didengar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline