Dalam Filsafat Pendidikan aliran Pragmatisme ini sangat baik untuk dipelajari. Kenapa? Karena Dalam pelaksanaannya ini, pendidikan pragmatisme mengarahkan agar subjek didik saat belajar di sekolah tak berbeda ketika ia berada di luar sekolah. Oleh karenanya, kehidupan di sekolah selalu disadari sebagai bagian dari pengalaman hidup, bukan bagian dari persiapan untuk menjalani hidup. Nah..Kali ini kita akan membahas mengenai apasih Pragmatisme dan siapa Tokoh-Tokoh dalam pendidikan filsafat pragmatisme itu ?
A. Pengertian Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari dua kata yaitu pragma dan isme. Pragma berarti tindakan atau action. Sedangkan pengertian isme merujuk pada cara berpikir atau suatu aliran berpikir. Dengan demikian filsafat pragmatisme beranggapan bahwa fikiran itu mengikuti tindakan.
tujuan dari pendidikan pragmatisme adalah memberikan pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup sosial dan pribadi.
B. Tokoh-Tokoh pemikir Filsafat Pendidikan Pragmatisme
1. William James
Seorang tokoh filsafat yang lahir pada tanggal 11 januari 1842 di New York city. Menurutnya pragmatisme adalah "sikap memandang jauh terhadap benda-benda pertama, prinsip-prinsip dan kategori-kategori yang dianggap sangat penting, serta melihat ke depan kepada benda-benda yang terakhir, buah akibat dan fakta-fakta.
2. John Dewey
Tokoh filsafat yang lahir di Burlington, Vermont tanggal 20 Oktober 1859 dan meninggal dunia tanggal 1 Juni 1952. Aliran Pragmatisme Dewey menyakini bahwa akal manusia aktif selalu ingin meneliti. Pemikiran epistimologi pragmatisme John Dewey banyak mengilhami dalam dunia pendidikan, bahwa pendidikan merupakan proses sosial dimana anggota masyarakat yang belum matang (terutama anak-anak) diajak ikut berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Charles Sanders Peirce
Seorang tokoh filsafat yang lahir pada 10 September 1839 di Cambridge, Massachusetts, dan meninggal 19 April, 1914 di Milford, Pennsylvania. Peirce mengatakan bahwa problema-problema termasuk persoalan-persoalan metafisik dapat dipecahkan jika kita memberi perhatian kepada akibat-akibat praktis dari mengikuti bermacam-macam fikiran.
Dapat kita fahami bahwa Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang terbukti, dengan melihat akibat-akibat atau manfaat hasilnya secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan kegunaan praktis pengetahuan kepada individu-individu.