Lihat ke Halaman Asli

Mengubah Peradaban Dunia dengan Jari

Diperbarui: 21 Oktober 2019   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

MENULIS
Sebuah kata kerja yang kata Helvy Tiana Rosa bisa memperpanjang umur si penulis. Meski begitu, "menulis" masih menjadi momok menakutkan untuk para mahasiswa, tak terkecuali mahasiswa jurusan bahasa.
Kenapa harus menulis?
Biar dikira budak cinta?
Biar dikira kutu rambut eh... kutu buku?
Atau biar dapat uang?

Dapat uang dari menulis adalah suatu keberuntungan. Yang jelas, dari menulis kita bisa mengungkapkan apa yang kita pendam, yang mulut tak bisa katakan. Menurut Taufik Aulia, menulis bisa jadi sarana mengurangi stres. Jadi, daripada bunuh diri untuk mengusir stres, mending memilih menulis Aku pernah bertanya pada Pak Maman Suryaman. 

Fyi, Beliau adalah Wakil Dekan sekaligus dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aku bertanya, "Pak, saat ini kan Indonesia sedang dalam kondisi tidak baik baik saja. Banyak segelintir mahasiswa yang memilih berdemo. Lalu, apa yang mesti kami lakukan Pak?"

Beliau menjawab (yang intinya) kalau Beliau sendiri menyarankan mahasiswanya untuk menulis. Mengapa menulis? Karena jika memang ingin mengubah Indonesia menjadi lebih baik, menulis adalah solusi yang menurut Beliau tepat. Pak Maman juga tidak melarang mahasiswa untuk berdemo. Akan tetapi, menurutnya, menulis akan memberi dampak yang signifikan meski prosesnya memakan waktu lama.

Katanya, menulis bisa mengubah dunia. Ya, memang benar. Tapi, tak perlu berangan-angan setinggi itu dahulu. Bidik teman-teman sekitar sebagai sasaran pembaca tulisan kita.

Jika dalam Islam, setiap muslim adalah da'I. Allah pun menyuruh setiap muslim untuk menyampaikan (berdakwah) walaupun satu ayat.   Menulis adalah KESEMPATAN seorang introvert untuk menjadi da'I. Inilah peluang untuk jadi muslim yang baik, pengubah peradaban.

Lalu, bagaimana cara memulai mengubah peradaban dengan menulis? Pertama, tulis caption di media sosial dengan penuh pertimbangan. Tulis caption yang kira-kira membawa dampak positif untuk pembaca.

Kedua, menulis komentar di media sosial dengan penuh pertimbangan. Tulis komentar yang tidak menyakiti orang. Ketiga, menulis apapun dengan berdasarkan fakta. Di manapun, kapanpun, jangan menulis sesuatu yang tak jelas kebenarannya.

Keempat, memanfaatkan platform gratis seperti kompasiana.com untuk memublikasikan tulisan. Selamat menulis, teman-teman! Yuk kita mulai evaluasi diri, sebenarnya tulisan kita selama ini lebih banyak bucinnya, galaunya, atau kompornya hehe...

Manfaatkan jari-jari tangan kita untuk menambah amal kebaikan. Karena menulis adalah satu dari berbagai cara untuk memupuk amal jariyah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline