Lihat ke Halaman Asli

Para Pembisik Presiden dari Belakang Layar

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden Jokowi sedang menghadapi masalah yang tidak ringan akhir-akhir ini. Kalau tak hati-hati, Jokowi akan dibully publik. Tekanan politik akan sangat berbahaya, karena akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan.
Di media sosial, Jokowi masih diuntungkan oleh fanatisme "Jokowilovers" yang habis-habisan membelah Jokowi. Walau tak bisa dipungkiri bahwa sejumlah mantan pendukung Jokowi telah berpaling hati. Sebagian berbalik menyerang karena kecewa, ada pula yang memilih bungkam.
Oleh pendukung Koalisi Merah Putih (KMP), Jokowi dituding dibawah kendali orang-orang besar di belakangnya. Dalam kasus pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri, kecurigaan itu mengarah pada Megawati. Dalam jejak sejumlah Kapolri, beberapa diantaranya memang berlatar perwira mantan ajudan Presiden. Dan kebetulan, Budi Gunawan juga seorang mantan ajudan Presiden di masa Megawati.
Tokoh lain yang dituding sebagai pembisik Jokowi adalah Ketua umum partai Nasdem, Suryah Paloh. Surya dianggap tokoh yang sangat berpengaruh di balik pemerintahan Jokowi. Sebelum pelantikan sembilan Watimpres, banyak kalangan menduga kalau Suryah Palo bakal termasuk salah satunya. Namun, kenyataan berkata lain, Surya, Mega, Wiranto, Muhaimin, tidak tercatuk dalam salah satu Watimpres yang telah dilantik Jokowi.
Kuat dugaan, para politisi kawakan itu terjebak dengan ranjau yang diciptakan sendiri saat kampaye Pilpres lalu. Seperti diketahui, salah satu janji politik Jokowi-JK adalah para pejabat struktural dalam pemerintahan tidak boleh rangkap jabatan di partai. Atau harus mundur terlebih dahulu bila ingin bergabung di pemerintahan.
Pertanyaannya adalah apakah sesepuh Parpol seperti Megawati, Wiranto, dan Surya Paloh tidak punya daya kendali lagi terhadap Presiden? Tentu tidak demikian, sebab pengaruh tokoh-tokoh tersebut sangat menentukan arah perpolitikan nasional. Jokowi sangat sulit melepaskan diri dari kekuasaan Partai pendukungnya, ia akan terus dihantui intervensi dan bisikan dari belakang layar.
Tapi, kalau mau jujur, tidak masalah siapa pembisik dan berapa banyak pembisik di belakang layar. Sejauh bisikan dan masukannya tidak dalam hal mengintervensi berlebihan Sang Presiden dan tidak merugikan kepentingan rakyat, sah-sah saja. Lagi pula sebagai kepala negara dengan tugas yang demikian super besar, tentu diperlukan masukan dan nasihat dari orang-orang tertentu. Kita berharap, Jokowi memiliki kecerdasan di atas rata-rata dalam mengambil keputusan agar tidak melukai harapan rakyat banyak.
Yang ditakutkan, tentu bila pembisik Jokowi adalah antek asing, atau para pebisnis kakap yang pada saat kampanye turut andil dalam kemenangannya. Semoga saja tidak! Karena seluruh rakyat Indonesia berharap banyak Presidennya tampil berani, cepat dan bisa lepas dari pengaruh asing. Apakah anda yakin Jokowi benar-benar bisa melawan bisikan luar dalam?
Mari mengamati cara jokowi menyampaikan pidato, pernyataan politiknya, dan gelagatnya di depan media massa, sungguh sangat terbata-bata, berkali-kali kelihatan kehabisan kata-kata, semoga ini bukan pertanda buruk.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline