Lihat ke Halaman Asli

Anis Khaerunisa

Content Writer

Mengenal Bathynomus Giganteus: Kutu Laut Raksasa Penghuni Dasar Laut Dalam

Diperbarui: 29 Desember 2021   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bathynomus giganteus | marinespecies.org

Ada banyak hewan yang hidup di dasar laut yang terasa asing bagi kita di darat. Waspadalah terhadap isopoda raksasa! Ketika menyerang, anda mungkin tidak mengetahuinya sampai akhirnya ia merobek daging dari tulang Anda. Namun tidak perlu begitu khawatir, karena hewan ini hanya ada di dasar laut dalam.

Jenis Isopoda terbesar yang pernah ditemukan yaitu Bathynomus giganteus atau kutu laut raksasa. Jika dilihat dari ukurannya, kutu laut ini berukuran 'lebih dari segenggam' tangan kita. Kutu laut raksasa ini tersebar hampir di seluruh dasar samudra di dunia, meliputi samudra Atlantik, Pasifik, Indian. Kutu laut raksasa ini juga dapat ditemukan di dasar perairan Indonesia, lho!  meliputi perairan Selat Sunda dan perairan laut Jawa Selatan.

Kutu Laut Raksasa | id.wikipedia.org

Giant Isopod atau kutu laut raksasa hidup pada laut dalam. Hewan ini hidup pada kedalaman berkisar antara 170-2000 m. Hewan ini tumbuh dalam berbagai warna. Cangkang isopoda raksasa terdiri dari segmen-segmen yang tumpang tindih, dan tersedia dalam dua varietas: coklat dan ungu pucat.

Kutu laut raksasa ini memiliki karakteristik seperti kebanyakan krustasea lainnya. Tubuh Bathynomus giganteus terbagi menjadi tiga segmen yang berbeda; kepala (cephalon), dada (toraks), dan perut (pleon). Memiliki mata majemuk segitiga besar yang berjarak sangat jauh. 

Hewan ini akan tampak bersinar saat terkena cahaya, lho! hal ini disebabkan oleh lapisan reflektif yang terletak dibagian belakang mata mereka. Serta memiliki rami datar yang berfungsi sebagai insang mereka. Hewan ini juga memiliki perut yang memendek dengan segmen-segmen yang saling menyatu memjadi pelindung, dan dapat melingkar membentuk bola saat merasa terancam. 

Kutu laut raksasa menghabiskan sebagian besar waktunya di dasar laut, menunggu makanan jatuh dari lapisan atas laut. Sumber makanan sangat langka di laut dalam dan sebagian besar dasar laut nya tandus, sehingga hewan ini bergantung pada makanan yang jatuh dari lapisan atas laut. 

Mereka adalah scavanger yang memakan ‘salju laut’ yang jatuh. Salju laut berasal dari hal-hal seperti pelet dari organisme mati dan feses organisme lain yang hidup di atas dan melayang ke bawah. 

Namun karena sumber makan yang sangat langka, membuat hewan sering kali harus bersabar dan menunggu lama untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Untungnya, hewan ini memiliki metabolisme yang sangat lambat, sehingga mampu untuk tidak  makan hingga bertahun-tahun!

Kutu laut raksasa mengekspresikan gigantisme laut dalam, mencapai ukuran lebih dari 30 cm. Ada sejumlah teori tentang mengapa mereka menjadi lebih besar. Di laut dalam, hewan perlu membawa lebih banyak oksigen, oleh karena itu tubuh mereka menjadi lebih besar.

Faktor lain yang memungkinkan peningkatan ukuran tubuh adalah bahwa semakin dalam hewan hidup, semakin sedikit predator yang ada. Ini berarti bahwa hewan merasa aman untuk tumbuh ke ukuran yang lebih besar. Kutu laut raksasa juga memiliki cakar kecil yang bengkok di ujung kakinya untuk menjaga kestabilan hewan ini di dasar laut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline