Lihat ke Halaman Asli

ani sholikhati

Karyawan, sekaligus mahasiswa di Universitas Nahdlatul Ulama' Jepara

Ratusan Kilo Bawang Merah di Demak Dipanen Dini, Mengapa?

Diperbarui: 7 April 2024   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(gambar hanya ilustrasi https://www.kompas.com/tag/petani-bawang-demak)

DEMAK, - Banjir di Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kini sudah surut, Selasa (5/4/2024).

Kabar bencana banjir pada bulan Maret lalu telah berdampak pada petani bawang di Demak khususnya daerah Wonosalam. Bibit bawang yang telah ditanam oleh Masyarakat demak kini harus dipanen dini karena takut akan busuk jika terlambat dipanen.

Tak hanya merendam Jalan Pantura demak yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan keterlambatan pemindahan barang, banjir di Kecamatan Wonosalam, Demak juga merendam areal persawahan dan tanaman bawang merah milik petani. Alhasil, sejumpah petani terpaksa melakukan panen dini terhadap tanaman bawang merah miliknya, Kamis (4/4/2024).

Warga setempat, Rofiatun najah (39) mengatakan, Brambang atau biasa disebut bawang kini dijual dengan harga murah dipasaran. Pasalnya pada bulan Ramadhan seharusnya harga bawang naik karena meningkatnya pesanan konsumen. Namun sekarang malah terbalik.

Ia bertutur bahwa bawang yang seharusnya dipanen Ketika sudah 55 hari kini harus dipapen dini pada hari ke 45-48 pasca penanaman. Apabila tidak dipanen maka bawang akan busuk karenaa terendam air banjir.

"Bawang sing biasane iku dipanen 55 dino tapi saiki dipanen 48 dino," katanya kepada Kompas.com, Kamis. "Nek orak lendang dipanen mengko malah bosok gak keno dipanen," imbuhnya.

Harga 1 kilo bawang di sana dijual sekitar lima belas ribu dan itu trgantung besar kecilnya ukuran bawang. Itu saja karena beli langsung dari petani. 

“Ndok wingi aku nawani bawang rego 15 ewu sekilone, iku nek tuku langsung ning aku biasane nek pasar malah luweh larang”

Mungkin karena banjir sudah surut jadi mereka sudah bisa menjual hasil panen mereka untuk bertahan hidup. Lalu bagaimana dengan nasib mereka Ketika banjir, apakah ada bantuan yang diberikan disana?

Selama banjir Maret lalu, Rofi’ mengaku menerima bantuan. Itu pun ada waktu saat pembagianya yaitu dua kali sehari. Mengaapa begitu karena kebetulan banjir sedang melanda kota Demak Ketika bulan Ramadhan tiba. Saat berbuka keluarganya mendapat jatah beras 2 kg, tahu dan tempe, sayur, dll. Saat sahur dia mendapat beras lagi 2 kg, mie 2 bungkus dan 4 butir telur. Meski begitu dia merasa cukup karena selama banjir dia tidak bisa datang bekerja

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline